Ada kawan yang menelepon dari desa nun jauh di sana. Awalnya hanya saling tanya kabar, kemudian berlanjut dengan keadaan kampung.
Dia bercerita mengenai keadaan pilkades serentak beberapa saat lalu. Katanya para calon rela membayar banyak ke pemilih (diistilahkan serangan fajar), 3jt-5jt per suara. Innaalillah.
Saya sampai bertanya berkali-kali untuk memastikan. Saya tidak tahu apa ini terjadi di banyak tempat atau tidak.
Katanya orang rela bayar banyak karena "uang desa" banyak juga. Bayangkan, ratusan hingga miliaran per desa, belum termasuk berbagai program sosial dan infrastruktur lainnya. Tentu "lahan basah" bagi oknum tidak amanah.
Musibah lainnya adalah (katanya) masyarakat sudah sangat terbiasa dengan yang demikian (serangan fajar). "Pesta" tidak "afdhal" tanpa yang demikian. Dianggap hal lumrah. Ironis.
Presiden dan pemerintah pusat padahal punya niat yang baik untuk pemerataan pembangunan. Menurut data Kemenkeu dana desa tahun ini mencapai 70 T. Yang terbaru akan meminjam lagi 4,2 T ke World Bank untuk mengatasi kemiskinan di desa.
Dibela-belain pinjam untuk pemerataan tetapi kalau kemudian disalahgunakan. Sungguh terlalu.
Tidak sedikit lho sekarang kades dan aparat desa serta yang terkait dengan dana desa yang dijebloskan ke dalam penjara gara-gara korupsi.
Yang saya tahu bahwa,Â