Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kalo di Rumah Aja, Mau Makan Apa?

7 Februari 2021   15:40 Diperbarui: 7 Februari 2021   16:15 134 3
Tidak perlu ada pembatasan sosial untuk makhluk sosial. Dengan kata lain, kita bukan lagi menghadapi Korona, namun musuh kita adalah pembatasan ini dan itu. Mungkin banyak orang yang ingin menyuarakan kekesalannya terhadap kondisi saat ini, namun terhalang pembatasan itu sendiri. Hari ini saya ingin menyampaikan bahwa bukan hanya pembatasan fisik, namun saat ini sudah masuk pembatasan pikiran juga.

Entah mengapa saya merasakan banyak orang yang takut bersuara dan memilih bermain TikTok atau media sosial lainnya. Bahkan banyak dari kita tidak lagi skeptis dan kritis tentang segala hal. Apakah ini dampak yang ditimbulkan dari 'Pembatasan' saat ini?

Jarang saya menemukan ruang-ruang diskusi untuk membahas topik secara mendalam, bahkan kanal-kanal yang biasanya berdiskusi secara mendalam seperti ILC pun saat ini 'cuti'. Apalagi diikuti dengan pembelajaran daring yang dilakukan mahasiswa se Indonesia, membuat ruang diskusi secara langsung dibatasi atau bahkan ditiadakan.

Bila saya boleh berpendapat, tidak perlu ada pembatasan sosial untuk makhluk sosial. Karena kata sosial itu mewakili pembatasan badan, pikiran, dan jiwa. Tanpa ketiga ornamen itu, kita bukan lagi manusia. Mungkin lebih tepat bila singkatan PSBB itu adalah "pembebasan sosial berskala besar". Dengan pembatasan kita hanya akan mendapatkan kesulitan, karena akses dibatasi.

Apakah PSBB adalah proyek pembodohan? Karena saya merasa, saya ini semakin bodoh saat ada PSBB, bahkan saya tidak tahu tingkatan keilmuan saya sendiri, karena tidak ada lawan bicara. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun