Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Ketika Jokowi Menebar Terror

23 Oktober 2012   15:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:28 17526 20
 

Pak Mun hanya menganga lebar ketika mendengar penjelasan dari salah seorang staff-nya. Staff tersebut terlihat pucat pasi sewaktu menjelaskan. Ia menceritakan bahwa pagi ini kantor Lurah mereka kedatangan “tamu istimewa.”

“Iya Pak Lurah betul...tadi pagi pak Gubernur datang. Katanya sidak rutin,” ujar Faisal.

Pak Mun angkat bicara. “Lho...yang bener, kok enggak ngomong-ngomong. Mosok seenaknya aja ga bikin appointment? Terus tadi gimana?”

“Tadi beliau mesem banget...dia marah katanya ini loket tulisan buka kok gak ada yang jaga...terus...terus...dia nanya-nanya berkas IMB...lah saya bingung jawabnya gimana,” tutur Faisal.

Pak Mun lalu nyelongsor lemaske kursi kerjanya. Ini sama sekali diluar perkiraannya. “Kenapa sih Gubernur baru itu kepo main dateng sembarangan ke kantornya. Kan gw udah ada appointmen ke acara PKK. Ehm...istri ane sih maksudnya...yah tapi yang penting gue uda cap jari dulu...yang penting ada bukti absen donk.”

Pak Mun tidak sendirian. Sudah ada beberapa kantor camat dan lurah yang disidak mendadak. Kebanyakan bernasib sama ketika didatangi kantornya. Ada yang bahkan pintu-pintunya masih terkunci sama sekali. Ada yang pegawainya hilang entah kemana. Ya...ini suatu rutinitas normal sebenarnya ketika Gubernur sebelumnya berkuasa.

Di masa lalu,hidup sebagai Camat dan Lurah aman sentosa. Mencari obyekan diluar dan bolos kantor itu hal yang biasa. Kalau cuma dengan gaji sekian...mana bisa kaya? Gubernur saat itu aja pengertian kok. Kira-kira itu yang ada di pikiran Pak Mun.

Enaknya kepemimpinan birokrat masa lalu adalah sistem autopilotnya. Urusan Gubernur yah Gubernur. Urusan Walikota yah Walikota. Urusan Lurah yah Lurah. Masing masing saling memahami dan saling mengerti dengan tidak lebay menyebrangi wewenang masing-masing dan mencari kesalahan orang lain. Kesalahan bukanlah kesalahan bila tidak disebut salah bukan?

MEMANG KENAPA KALO LOKET BELOM ADA ORANG!!!?

Toh Masyarakat sudah biasa dengan pelayanan yang ada selama ini. Rakyat sudah pasrah dan tidak bisa ngapa-ngapain juga kok kalau kita persulit. Dengan lamanya proses pembuatan KTP, masyarakat dapat berkesempatan meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri dengan cara memberi ekstra. Ini bukan korupsi loh. Ini Cuma masalah supply demand. Masyarakat ingin instan dan kami sebagai pelayan masyarakat memberi kesempatan. Duh...Pak Mun pun tenggelam dalam rindu membayangkan sistem birokrasiGubernur masa lalu.

 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun