29 November 2011 13:23Diperbarui: 25 Juni 2015 23:02500
Sebuah mulut terjatuh di sini. Bentuk bibirnya bagus, giginya juga rapi. Ia tersenyum kami terpana. Ia menyapa kami gembira. Ia bercerita kami terbawa. Ia menyanyi kami hanyut dalam lagunya. Ia membawa keriangan di sini. Kami beri sepotong mulut itu sebuah ruangan dan meja kerja. Dua tahun lewat sepotong mulut tak hanya bisa tersenyum menyapa bercerita dan bernyanyi. Kini ia bisa mencaci menyindir menghina marah menghasut dan mengobrak abrik seisi ruangan. Hey . . . Mulut siapa ini. Bawalah segera ia pergi!!!. . .
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.