Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Dikhawatirkan Melahirkan Banyak Klaster Baru, Bagaimana Eksistensi dan Urgensi Pelaksanaan Sekolah Tatap Muka?

15 Agustus 2020   15:33 Diperbarui: 15 Agustus 2020   15:41 261 1
Sekolah tetap berjalan. Seluruh kegiatan belajar dan mengajar dialihkan kepada arus internet dan kerja sama antar koneksi ruang dan waktu. Siswa dan guru tidak saling menyentuh. Deru penjelasan dari chat dan file berbentuk video dan pdf semaking membingungkan. Tugas mengalir. Siswa dan guru pun mengapung.

Nampaknya begitulah potret kelas online yang sedang berjalan saat ini. Tidak mungkin tanpa kendala, tetapi juga menguntungkan pada sisi yang lain. Dari sisi siswa, banyak sekali materi yang harus dipahami dan tugas yang harus diselesaikan. Belum lagi saat stress ditimpa banyak tugas dan bingung digencar materi yang masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Sedangkan dari sisi guru, banyak cara penyampaian materi yang harus dikembangkan, dan target-target pendidikan yang harus dicapai.

Sejak Maret 2020 lalu, momen pendidikan ini bergulir. Menciptakan sebuah proses pendidikan baru. Hingga tiba-tiba pada akhir Juli kemarin, Mendikbud mengumumkan bahwa kegiatan belajar dan mengajar dapat diberlakukan kembali dengan memenuhi beberapa persyaratan. Mengutip dari JawaPos, terdapat empat syarat untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka, yakni dilakukan di daerah yang berstatus zona hijau atau kuning yang ditentukan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19, bila pemerintah daerah memberikan izin, hanya jika telah memenuhi daftar periksa yang ditentukan, dan bila ada persetujuan orang tua.

Dengan berlakunya kebijakan tersebut, beberapa sekolah di zona hijau dan kuning akhirnya membuka sekolah sesuai dengan persyaratan, beserta beberapa modifikasi dalam hal waktu memasuki sekolah dan pergiliran siswa dari masing-masing kelas untuk menerapkan social distancing.

Ternyata, setelah beberapa hari penerapan pembukaan sekolah ini, hal yang ditakutkan pun terjadi. Muncul banyak klaster baru Covid-19. Mulai dari sekolah di daerah Tanggulangin hingga Sumedang. Menilik keadaan yang terjadi, deretan pertanyaan kembali menghuni berbagai pemikiran masyarakat. Terutama tentang kesiapan pembukaan sekolah di tengah keadaan pandemi yang belum stabil, nasib pendidikan Indonesia di tengah kendala pembelajaran jarak jauh, hingga permasalahan multidemensional lain seperti ekonomi.

Pertama, jika berbicara soal kesiapan pembelajaran tatap muka, menurut kacamata penulis sebagai pelajar, sebaiknya pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka ini hanya dilakukan pada zona hijau saja, mengingat potensi timbulnya klaster baru masih sangat besar, dan penerapan protokol kesehatan masih sulit untuk diimplementasikan secara disiplin.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun