Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Pesona Jabbal Qal'ah Amman

28 Mei 2013   21:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:53 1302 7
Kunjungan kami ke ibukota Jordania, Amman beberapa waktu lalu, seolah membawa kami ke sebuah negeri Romawi. Betapa tidak, peninggalan-peninggalan bangsa Romawi di kota ini banyak bertebaran berpadu dengan bangunan-bangunan modern.

Amman memang tercatat memiliki sejarah sangat panjang sebagai ibukota Jordania kuno dan modern. Kota ini merupakan salah satu kota tertua di dunia yang terus-menerus dihuni manusia sejak jaman batu. Sebagai buktinya, dari sekitar 1.994 penggalian arkeologi bahkan ditemukan peninggalan yang ditaksir berasal dari jaman 7.000 tahun sebelum masehi.

Hari itu kami sudah bersiap untuk menelusuri sebuah benteng yang berdiri di tengah kota. Itenary berubah sejak semalam. Mempertimbangkan kondisi kami yang belum pulih sepenuhnya pasca berjalan kaki sejauh 9 km menyusuri Petra, ditambah perjalanan 3 jam dari kota Wadi Musa ke Amman.

Sebelumnya, hari ini kami menjadwalkan  ke  Jerash dan  Dead Sea. Namun. Karena dua obyek itu berada di luar kota, kami merubah haluan untuk menelusuri obyek yang berada di dalam kota. Inilah keuntungan tidak memakai jasa agen wisata, kami bisa bebas menyusun itenary dan merubahnya untuk disesuaikan dengan kondisi.

Untuk  menjelajah kota Amman akan lebih leluasa dengan menyewa mobil daripada ikut paket agen wisata. Perjalanan akan lebih efisien terutama jika bepergian dengan keluarga. Cukup banyak pilihan perusahaan jasa penyewaan mobil di Queen Alia airport dan di dalam kota Amman. Syaratnya yang tidak begitu rumit cukup memudahkan kita. Hanya butuh SIM yang masih berlaku dan paspor tentu saja. SIM dari negara manapun bisa diterima di sini. Harga sewanya juga cukup terjangkau, mulai 30 JOD atau sekitar Rp. 450.000 perhari tergantung mobil apa yang akan kita sewa.

Setelah sarapan dengan segelas pop mie, kami segera keluar hotel memulai jelajah kota hari ini. Agak kesiangan sebenarnya, waktu menunjukkan pukul 8.30. Menjelang musim panas, matahari bergerak lebih cepat. Jam 8.30 sudah terasa sekali panasnya.

Jalanan masih lengang karena hari itu Jum'at. Di negara-negara Islam, libur akhir pekannya  adalah hari Jum’at dan Sabtu. Kami mengarahkan mobil menuju downtown tempat dimana benteng atau citadel berada. Berdasarkan peta yang kami baca, letaknya dekat sini. Kami tidak tahu lokasi pastinya, hanya mengira-ngira saja.

Lalu kami bertanya pada 2 orang polisi yang sedang berjaga disebuah perempatan pasar. Akhirnya kami tahu posisi persis benteng yang orang Amman menyebutnya Jabbal Qal'ah, jabbal berarti gunung atau bukit dan Qal'ah adalah benteng. Letaknya berada di sebuah bukit tidak jauh dari downtown.

Setelah sempat 2 kali berputar karena salah jalan, akhirnya sampai juga di bukit tertinggi di kota Amman.  Tiket masuk ke situs Amman Citadel untuk pengunjung dewasa adalah 3 JOD atau sekitar Rp. 40.000,  sedangkan untuk anak-anak usia 15 tahun ke bawah, gratis. Area parkir di tempat ini cukup luas, tapi waktu itu hanya terisi sekitar 5 mobil, mungkin karena masih pagi.

Di situs ini kita akan menyaksikan peninggalan sejarah dari mulai zaman Romawi, Bizantium hingga era masuknya Islam yaitu pada periode dinasty Ummayyah. Di bukit tempat citadel berdiri,  bahkan pernah ditemukan makam-makam jaman perunggu atau sekitar 3300-1200 tahun sebelum masehi.

Kuil Hercules

Beberapa meter dari pintu masuk, kami melihat sebuah bangunan yang cukup mencolok di titik tertinggi bukit ini. Sebuah reruntuhan bangunan berupa kolom atau tiang khas bangunan Romawi.  Tiang-tiang itu tingginya lebih dari 10 meter. Hanya ada 3 tiang saja yang masih utuh, sisanya berserakan di tanah, terlihat seperti patah.

Berdasarkan informasi yang kami baca, susunan pilar tersebut adalah bekas sebuah kuil atau candi bernama The Temple of Hercules. Dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Marcus Aurelius antara tahun 161 - 180 Masehi. Konon pembangunannya didedikasikan untuk putra dewa Zeus, Hercules.

Umayyad Palace

Selain kekaisaran Romawi yang pernah menjadi penguasa di Jordan, dinasti Islam juga pernah bertahta di negeri ini. Beberapa peninggalan menjadi buktinya, diantaranya yang terdapat di jabbal qal'ah Amman ini.

Sekitar 200 meter sebelah utara dari kuil Hercules kami melihat sebuah gerbang yang kami perkirakan umurnya masih kisaran puluhan tahun.  Bisa jadi merupakan rekonstruksi dari bangunan sebelumnya yang hanya tinggal puing.

Dibaliknya, terdapat sebuah bangunan berkubah biru seperti  sebuah masjid. Ternyata, bangunan itu disebut Al-Qasr atau istana, merupakan peninggalan dari dinasti Umayyah. Dibangun antara tahun 724 - 743 masehi. Arsitekturnya sangat sederhana, hanya terdiri dua buah pintu masuk dan keluar tanpa jendela. Yang menonjol hanya kubahnya yang berwarna biru. Detail interiornya juga minimalis, yang juga sudah mengalami rekonstruksi.

Tidak jauh dari al-Qasr terdapat bangunan yang sudah tidak ketahuan lagi bentuknya, kemungkinan itu adalah bagian dari istana Umayyah.

Banyak sekali kami melihat reruntuhan bangunan yang hanya tersisa pondasinya saja dan  tidak utuh lagi. Terlebih lagi rumput-rumput liar yang menutupinya. Sangat sulit untuk menebak-nebak bentuk bangunan utuhnya karena yang tersisa hanya pondasi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun