Mohon tunggu...
KOMENTAR
Surabaya

Kampung 1001 Malam di Balik Megahnya Kota Surabaya

6 Juli 2022   09:41 Diperbarui: 6 Juli 2022   09:44 510 0
Kampung 1001 malam dibalik megahnya kota Surabaya
Berbicara tentang Surabaya pasti yang terfikirkan ialah kota metropolitan yang menyandang gelar kota terbesar kedua setelah Jakarta,banyak gedung gedung yang menjulang megah. Bahkan terkadang masyarakat yang berasal dari luar Surabaya membayangkan betapa nikmatnya tinggal di Surabaya bisa berwisata, bisa mengunjungi mall di berbagai tempat, dan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih mapan.

Tetapi terkadang kenyataan tidak serta merta sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Dibalik sisi megah kota Surabaya juga terdapat masyarakat yang masih membutuhkan perhatian lebih mendetail.  Salah satunya ialah Kampung 1001 malam, yakni sebuah lingkungan yang mungkin bisa dikatakan miris. Mereka berkumpul dalam satu cluster permukiman yang letaknya di kolong jembatan tol.

Bisa dibayangkan betapa mirisnya kehidupan dibawah kolong jembatan. Mereka bertahan hidup melalui bilik bilik kecil yang hanya dibatasi dengan kayu triplek disetiap biliknya. Dengan penerangan dan fentilasi yang sangat minimal yang menjadikan udara disana tidak bisa bersirkulasi dengan bebas menjadikan suasana disana terasa lembab dan selalu gelap. Itulah mengapa kampung yang berada di Kelurahan Dupak Kecamatan Krembangan ini mendapat sebutan Kampung 1001 Malam.

Keadaan yang serba minim menjadikan warga Kampung 1001 Malam ini terbiasa dengan keadaan tersebut. Mulai dari kamar yang hanya diterangi oleh lampu yang minim penerangan, alas tikar atau kasur kecil saja. Peralatan makan dan dapur kecil dibangun seadanya di sebelah kamar. Dengan bisingnya lalu lalang kendaraan yang berada tepat diatas jembatan tol ini tidak mengurangi hangatnya suasana untuk melepas penat bersama keluarga dirumah.

Akses kendaraan di kampung ini terbilang susah dikarenakan para pengendara harus menunduk, dikarenakan atap kolong jembatan dan kepala pengendara sangat pendek sehingga jika tidak menunduk kepala pengendara akan terbentur atap. Selain itu pengendara juga harus mengurangi kecepatan motornya karena jalanan untuk motor sangat dekat jaraknya dengan kamar warga.

Kampung ini pernah mendapatkan kesan buruk dahulunya. Karena banyak sekali pencuri yang dari atas tol menyimpan barang curiannya di lingkungan ini. Namun seiring berjalannya waktu kesan buruk pada kampung ini perlahan hilang. Para warga yang berada di kampung ini mayoritas bekerja sebagai pemulung, pengemis, pengamen, kuli bangunan, tukang becak dan buruh kasar.

Kehidupan dengan segala keterbatasan ini perlahan akan menuai banyak rezeki pada kampung ini. Karena pada kampung ini sekarang banyak diadakan penelitian, sosialisasi, dan segala kegiatan bermanfaat lainnya. Dengan segala kegiatan yang bermanfaat ini menjadikan kehangatan dan kebersamaan disetiap warganya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun