Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Gerakan Anti-Stunting Bongsari oleh Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2021-2022

14 Agustus 2022   20:25 Diperbarui: 2 September 2022   15:54 168 0
Bongsari, Semarang Barat (14/08/2022)- Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan oleh malnutrisi kronis atau penyakit infeksi kronis berulang yang ditunjukkan dengan nilai z-score panjang badan menurut umur (PB/U) kurang dari -2 SD (standar deviasi). Permasalahan tersebut sedang marak di Indonesia, dengan perbandingan 1 dari 4 anak mengalami stunting pada tahun 2021. Orang tua tentunya menjaga kesehatan dan gizi anak mereka supaya dapat terpenuhi sepenuhnya dan sang buah hati dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat sebagai penerus generasi bangsa. Dengan adanya diagnosis stunting pada anak, anak tidak dapat tumbuh dengan maksimal, pertumbuhannya terhambat, pubertas terhambat, performa buruk pada tes memori dan tes perhatian, serta menyebabkan wajah dan penampilan anak terlihat lebih muda dari usianya. Penyebab utama stunting sendiri ada dua, yang pertama adalah karena gizi buruk kronis, dan yang kedua adalah karena penyakit infeksi kronis. Kebanyakan dari masyarakat sudah memahami penyebab pertama dari stunting. Namun, masih banyak persepsi yang salah beredar di masyarakat, terutama dengan penyebutan anak stunting dengan julukan “anak kerdil”. Perlu diketahui bahwa anak stunting tidak sama dengan anak kerdil, dan lebih pentingnya lagi, masyarakat tidak boleh mengecilkan hati keluarga dengan sebutan tersebut. Penyebab lain dari stunting adalah kurangnya pemberian ASI eksklusif dan MPASI, kurangnya pengetahuan orang tua, kurangnya kemampuan ekonomi keluarga, kurangnya pelayanan kesehatan sekitar keluarga, dan kurangnya akses ke makanan bergizi dan air bersih.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun