Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Ketika Ragu, Khawatir, dan Takut Menjadi Satu Dalam Menghadapi Takdir

20 Juli 2014   22:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:46 337 1
Sebelum tahap 1 kemarin sampai saat ini banyak yang mengirim message kepada kami via (akun ceo geniuseducation) mengenai rasa 'takutnya', 'kekhawatirannya' dll yang ada pada dirinya untuk bertempur, contoh:

'kak, aku takut jalani tes tahap 1 nanti'
'kak, nanti tes tahap 1 diambil berapa orang ya?'
'kak, aku sudah ikut ini itu tapi masih ragu, bagaimana ya cara PD'
'kak, aku laper' <= yang ini becanda yaa..hehe

Ya begitulah mereka mengatakan, padahal ada yang sudah ikutan try out berkali-kali tapi masih ragu, ikutan bimbel jutaan juga masih khawatir tdk lulus. Apa yang kamu khawatirkan? Padahal semua sudah tertulis jauh sebelum kamu lahir. Tidak perlu khawatir dengan apa yang sudah tertulis hanya saja kita masih punya amunisi ampuh, bukan rudal yang biasa dikirim israel ke saudara kita di gaza, bukan juga rudal yang dipakai saat PD II dan lainnya, melainkan doa dan kerja keras untuk membuat semua menjadi nyata. Mintalah kepada pemilik kehidupan, pemilik semua yang ada di dunia ini. Minta kepada-Nya, jangan sungkan karena Dia akan sangat senang kepada hamba-Nya yang selalu ingat kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya. Seperti yang sudah jelas disampaikan dalam Firman-Nya atau Hadits berikut:



# Jika hamba-hamba-Ku (yang taat dan menyadari kesalahannya) bertanya kepadamu tentang Aku, sesunguhnya Aku dekat, dan memperkenankan permohonan jika mereka bermohon kepada-Ku (QS Al-Baqarah [2]:186).



# Apabila hamba-Ku mendekat kepada-Ku (Allah) sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Bila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang menemuinya dengan berlari (HR Bukhari dari Anas bin Malik).
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun