Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis

Demokrat dan Koalisi Setengah Hati

12 September 2018   12:52 Diperbarui: 12 September 2018   12:59 525 4
Sulit untuk mengatakan kalau Koalisi Partai Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat itu solid. Karena yang terjadi sekarang ini dengan terpilihnya Sandiuno sebagai Cawapres, tidak sesuai dengan bargaining awal. Pemilihan Sandiuno sebagai Cawapres pun memunculkan berbagai isu negatif Mahar Politik, dimana pada awalnya PAN dan PKS sangat ngotot dengan tawarannya tiba-tiba bisa mengalah dengan lemah.

Begitu Juga dengan Demokrat, yang sudah sempat sangat tersanjung dengan adanya peluang AHY sebagai Cawapres, namun semua dimemtahkan oleh kekuatan Financial Sandiuno, sehingga politisi Demokrat, Andi arief sempat membongkar adanya Mahar Politik Sandiuno kepada PKS dan PAN masing-masing 500 Milyar, namun isu itu sudah dimentahkan oleh Bawaslu tanpa Ada proses penyelidikan.

Situasi tersebut sangat memungkinkan timbulnya Koalisi Setengah Hati, bahkan sekarang ini viral dengan istilah Politik Dua Kaki. Pasalnya banyak kader Partai Demokrat yang lebih memilih untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin ketimbang mendukung kawan sekoalisinya Prabowo-Sandi.

Meskipun Demokrat beragumentasi bahwa Demokrat bersikap demokratis, memberikan hak pilihan pada kadernya. Namun secara attitude, tetap saja kurang etis dilihat. Prabowo pun tidak terlalu mempersoalkan soal pilihan kader Demokrat teraebut.

Secara strategi apa yang dilakukan Demokrat memberi kebebasan bagi kadernya, lebih kepada pengamanan elektoral Demokrat di Pileg, karena dikuatirkan jika dukungan Demokrat terhadap Prabowo tidak mendapat simpati dari masyarakat, maka imbasnya di Pileg kader Demokrat tidak dipilih oleh masyarakat, ini akan berpengaruh besar terhadap jumlah anggota Legislatif diparlemen nantinya.

Bisa Juga dibilang, secara fisik Demokrat berkoalisi dengan Koalisi Prabowo, tapi sebagian anggota badannya Ada di koalisi Jokowi. Kalau Saya istilahkan sebagai koalisi Setengah Hati, bisa Juga dianggap sebagai bermain didua kaki. Begitulah Politik kekinian, saking dinamisnya sampai kehilangan sikap idealis.

Bisa jadi Politik seperti itu bukan saja dilakukan oleh Partai Demokrat, PAN dan PKS pun banyak kadernya yang tidak loyal, sehingga baik secara diam-diam maupun terang-terangan memberikan dukungan kepada Jokowi. Berpolitik seperti ini dianggap lumrah bagi sebagian besar politisi, karena mereka prinsipnya cuma ingin mengamankam periuk nasi, sehingga yang Mana dianggap lebih memberikan peluang, disanalah mereka bergabung.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun