Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Kultus Individu dalam Demokrasi Indonesia

11 Januari 2021   17:13 Diperbarui: 11 Januari 2021   18:21 325 1
Terdapat satu persamaan pada partai-partai di Indonesia. yaitu, tiap partai memiliki tokoh sentral yang menjadi magnet perhatian masyarakat. contohnya PDIP dengan Jokowi, Nasdem dengan Surya Paloh, Gerindra dengan Prabowo, PKB dengan Cak Imin, dll. Jumlah suara pemilu selaras dengan tingginya elektabilitas tokoh tersebut. Fenomena ini menunjukkan demokrasi Indonesia yang masih bergantung pada tokoh, bukan substansi.

Secara kualitas, praktik demokrasi di Indonesia masih hanya berupa adu pencitraan, bukan pada substasi program kerja. Hal ini menyebabkan suara rakyat hasil pemilu tidak berdampak terhadap perbaikan pemerintahan. Sosok yang terpilih tidak mampu menjalankan amanah rakyat.

Disisi lain, kultus individu dimanfaatkan elit politik untuk menjaga pengaruhnya. Mereka memanfaatkan pendukungnya untuk menyerang lawan politiknya. Sehingga hal ini menyebabkan polarisasi ditengah masyarakat. Sebagai contoh, fenomena cebong-kadrun yang masih kita lihat hingga hari ini. barisan cebong yang mengkultuskan Jokowi dengan segala kebijakannya. Dan barisan kadrun yang siap membela setiap pernyataan kontroversial Habib Rizieq. Kedua kelompok ini menjadi contoh konkret permasalahan demokrasi di Indonesia, yang harus segera kita selesaikan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun