Sejak semakin "dalam" penetrasi kolonialisme Belanda di Kerajaan Banjar membuat semakin kacau keadaan. Dalam sebuah surat dari pejabat Belanda di Borneo kepada pejabat Belanda di Batavia menggambarkan betapa sulitnya menaklukan daerah "Banjar" ini. Perang Banjar tercatat meletus pertama kali di tahun 1859 dan baru agak mereda pada tahun 1863 namun perlawanan secara sporadis bergeser ke wilayah tanah Dusun (Kalteng sekarang) dan baru benar-benar total berakhir pada tahun 1906 ketika sebelumnya telah gugur Sultan Muhammad Seman (anak Pangeran Antasari) dan diasingkanya Gusti Muhammad Arsyad beserta Raden Naun di tahun 1905.
KEMBALI KE ARTIKEL