Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Algoritma Cinta Anak STM

2 Oktober 2021   12:46 Diperbarui: 2 Oktober 2021   12:55 188 1
Algoritma cinta anak STM

Part 2

Ti


"Bukan saya pak, saya bukan mau tawuran." Aryo coba menjelaskan pada security seraya mencoba melepaskan cekikan ditangan security.

"Ikut dulu kesini!" Jawab security seraya menyeret Aryo ke dalam gedung toko buku.

"Teteh, saya hutang minuman ya, nanti saya ganti." Ujar Aryo seraya coba menahan tarikan tangan security.

Gadis berambut ikal hanya melongo melihat tingkah Aryo, ditengah keributan masih sempat bahas minuman. Konyol.

"Ayo ti kita jalan, jangan urusin yang beginian!" Sahut salah seorang teman gadis ikal.
Dari sorot matanya terlihat nada jengah dan kesal, tapi  Aryo tak peduli, pandangan sinis dan merendahkan terhadap anak STM sudah biasa dia dapat selama ini.

Ingin sekali Aryo bertanya siapa nama gadis berambut ikal yang telah mencuri hatinya, tapi mulutnya kelu untuk berucap, hanya matanya berusaha tetap fokus pada gadis ikal seraya memberi gestur tangan kanan ke dada kiri sebagai tanda terima kasih dan sisa senyum terkekeh ditengah tarikan tangan security.

"Ayo ti cepetan!!" Kembali teman gadis rambut ikal memanggil seraya menarik tangannya.

"Iya, tunggu bentar." Gadis ikal menjawab pelan, matanya terfokus pada gestur tangan Aryo. Mulutnya berkata pelan:

"Hati-hati, ya."

Aryo menangkap ucapan bibir tipis gadis berambut ikal, bermata bulat seperti tokoh candy dalam film kartun yang populer saat itu.

Aryo dan Erwin di tahan dalam kantor security di dalam gedung, setelah diberi minum kepala security langsung menginterogasi.

"Ayo jagoan, berantem disini kalian layaknya laki-laki!!"
Pekik kepala security yang bertubuh tinggi besar dengan otot tangan kekar.

Aryo dan Erwin hanya bisa melongo sambi berpandangan mata terkaget dengan perintah gila itu.

"Dia teman saya pak, satu kelas." Balas Aryo pelan sambil nyengir tipis.

"Bohong kamu!!, itu lokasi sekolah kalian beda!" Hardik kepala Security seraya menunjuk tanda badge pada bahu kiri mereka berdua.

"Hihihii" Aryo dan Erwin kompak tertawa.

"Pak Johan, kami itu satu sekolah, SMK negeri dua dalam badge saya itu dulunya bernama STM negeri 1, punya saya udah ganti, yang teman saya ini masih pake yang lama, kami berdua korban pak, beneran." Jawab Aryo pelan berusaha menjelaskan.

"Bocah sok tahu, nama saya bukan Johan, nama saya Trisno, sembarangan saja ganti nama orang kamu!!" Hardik kepala security pada Aryo.

"Hihihii, di badge dada kiri seragam bapak namanya Johan."  Jawab Aryo mulai terkekeh.

Sontak kejadian itu membuat suasana jadi mencair, alih-alih kembali marah, kepala security malah terkekeh.

"Oh ini saya lupa, saya baru diangkat jadi kepala security hari ini, karena pejabat lama sudah pensiun jadi saya masih pakai seragam ini hari ini." Balasnya sambil terkekeh, lalu mulai membakar rokok kretek dalam sakunya.

Aryo menangkap peluang emas untuk mencairkan suasana.

"Wah selamat pak atas jabatan barunya, pertemuan singkat ini cukup untuk menggambarkan sosok bapak yang tegas dan punya jiwa pemimpin." Jawab Aryo seraya menjabat tangan pak Trisno untuk memberi selamat.

Pak Trisno makin kikuk, lalu bertanya lagi:

"Maksud kamu?"

"Seorang pemimpin sejati memiliki naluri dan feeling kuat untuk memilah mana pelaku mana korban, saya berterima kasih bapak telah menyelamatkan saya hari ini." Jawab Aryo dengan pede tingkat langit.

Erwin hanya menatap Aryo yang ngoceh sambil menahan tawa. Dia tahu, sekarang lah panggung untuk Aryo bercerita dengan segala buaiannya.

"Ah kamu bisa aja." Balas pak Trisno mulai luluh.

"Eh tapi tunggu, sini saya geledah dulu tas kamu!" Ucap pak Trisno.

Dipanggilnya anggota security bernama Anton untuk menjadi saksi penggeledahan.

Beruntung, Aryo dan Erwin tak pernah membawa senjata tajam apalagi narkoba dalam tas. Semesta berpihak pada mereka siang ini.

"Pak ada ini?"  Ujar Anton security saat memperlihatkan tas milik Erwin.

Mata pak Trisno terbelalak saat melihat isi tas Erwin.

"Ini tas punya kamu?" Sambil berbicara ke arah Erwin.

Aryo mulai tegang, jangan-jangan isi tas Erwin berisi senjata tajam, gawat!

Tapi ingatan Aryo tak bisa lepas dari perkenalan singkatnya dengan gadis rambut ikal yang telah menolongnya tadi.

Ti, itu saja yang dia dengar, saat temannya memanggil nama gadis berambut ikal.

Siapa namanya, Tati, titi, lesti, Aryo penasaran.
Dia ingin bertemu lagi, seraya mengganti minuman yang telah diteguknya.  Senang rasanya punya teman cewek, anak SMA lagi.

Tapi dimana bisa ketemu dia, gadis ikal bernama ti?

"Saya tanya sekali lagi,  jawab dengan jujur, ini benar tas milik kamu?!" Tegas pak Trisno pada Erwin.

"Iya pak itu tas milik saya." Erwin menjawab pelan, seraya menundukkan wajah.

"Gawat." Gumam Aryo dalam hati.

"Ti, kamu dimana ikal? Coba kesini dan jelasin semua."

Lagi-lagi Aryo bergumam dalam hati.

"Tolongin gue.."

Bersambung..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun