Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sifat Peduli Mungkin Sudah Terkikis

2 Juni 2011   04:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:57 172 1
Tadi malam, ketika sedang makan dengan teman-teman saya bertengkar dengan salah satu sahabat saya. Persoalannya sangat sepele, namun menyentuh ranah pemikiran saya. Saat itu kami sedang duduk bersama di restoran fast food. Ceritanya begini, kami sudah memesan nasi dan ayam. Sementara, masih ada tiga teman kami yang akan menyusul. Sahabat saya ini sangat kelaparan. Dia ingin memakan nasi teman saya yang belum datang.

Kenapa ia mau memakannya, karena dia berfikir bahwa teman saya akan memesankan nasi kembali. Nah, disinilah awal mulanya. Saya menasihatinya, bahwa nanti teman kami mau makan apa kalau dia datang. Menurut saya, nasi pesanan yang baru mau dipesan pasti akan lama datang. Melihat antrian yang begitu panjang. Dan pastinya teman tersebut akan lama menunggu.

Saya pun terus berceloteh tentang memikirkan orang lain dan jangan selalu memikirkan diri sendiri. Karena bukan hanya dia yang kelaparan, tapi teman yang belum datang pasti juga kelaparan. Karena sama-sama kelaparan seharusnya saling mengerti.

Mungkin teman saya ini tersinggung dengan kalimat saya tentang tidak memikirkan orang lain. Dia langsung mencuci tangan dan beranjak pergi.

Salahkah kalau saya masih berfikir seperti itu? Karena menurutku, kita memang selalu harus memikirkan orang lain. Jika semua orang selalu memikirkan dirinya, kapan kita bisa saling berbagi.

Menurut teman saya, saya sangat idealis. Entah pemikiran dari mana dan dari siapa sehingga saya dibilang seperti itu. Padahal peduli dengan orang lain seperti itu sudah seharusnya menjadi bagian dari hidup kita.

Bukan menjudge, namun mencoba memperbaiki apa yang sudah mulai hilang di negeri ini. Saling peduli dan saling berbagi adalah hal yang mulai terkikis dan mungkin akan musnah.

Saya jadi ingat pada sebuah pepatah yang mengatakan :

Bumi ini cukup untuk semua orang namun tidak pernah cukup untuk orang yang serakah. (anonim)
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun