pemerintah dengan berbagai upaya telah mencoba untuk menstabilkan harga. namun masalah tidak berhenti sampai disitu. kosongnya stok produksi pangan menambah deret masalah sulitnya menurunkan harga pangan yang sudah terlanjur meninggi. hal ini dikhawatirkan akan terus merangkak seiring dengan akan datangnya bulan Ramadhan.
harga kebutuhan pokok yang meroket membuat ibu rumah tangga harus memutar otak agar tetap dapat mencukupi kebutuhan hidup yang lain.  salah satunya adalah dengan mengurangi jumlah variasi pangan yang dibeli. hal ini tentu dapat mempengaruhi status gizi mereka, mengingat asupan nutrisi yang  berasal dari makanan yang mereka konsumsi tidak bervariasi.
Menurut Moch Agus Krisno Budiyanto yang dikutip Krisna Fitriyanto (2011: 13), ssalah satu faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah produk pangan ( jumlah dan jenis makanan) dan keterbatasan ekonomi. faktor tersebut saling berinteraksi sehingga berimplikasi kepada status gizi yang sangat penting terutama bagi pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, dan kesejahteraan manusia.
Produk pangan ( jumlah dan jenis makanan) merupakan aspek penting yang dapat mempegaruhi aspek lain dalam hal status gizi seseorang. Jika jumlah dan jenis makanan dari produsen (petani) berkurang, maka hal ini akan memicu naiknya harga produk pangan tersebut, akibatnya masyarakat khususnya yang berada pada ekonomi menengah kebawah akan semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya.
Ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang tinggi serta  tingkat harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat merupakan tujuan yang harus dicapai oleh pemerintah. Ketidakstabilan persediaan pangan dan atau bergejolaknya harga pangan pokok di Indonesia telah terbukti dapat memicu munculnya ketidakstabilan sosial. Meningkatnya harga pangan secara langsung dapat menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat yang dapat mengakibatkan menurunnya tingkat konsumsi dari sisi kuantitas dan atau kualitas khususnya bagi kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah. Penurunan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan penduduk dalam jangka pendek dapat menurunkan produktivitas kerja dan dalam jangka panjang akan berpangaruh terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat terutama bagi kelompok yang rawan gizi (anak balita dan ibu hamil/menyusui). Dampak lanjutan dari menurunnya status gizi/kesehatan kelompok rawan gizi tersebut dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia
salah satu alternatif untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan mengedukasi ibu rumah tangga agar mau menanam berbagai kebutuhan pangan seperti cabai, tomat, maupun sayuran di halaman rumah mereka. hal ini tentu dapat mengurangi anggaran belanja sehingga dapat digunakan untuk membeli variasi pangan atau kebutuhan yang lain . selain itu, sistem distribusi pangan yang saat ini dilakukan juga perlu dievaluasi agar dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat.