Kecipir tumbuh merambat, memanjat atau membelit, membentuk perdu, atau semak. Buahnya tampak membentuk sayap karena itu disebut "winged bean". Termasuk salah satu jenis kacang-kacangan. Di beberapa daerah disebut jaat, kacang blimbing, kacang embing, cipir dan banyak lagi.
Ada yang mengatakan kecipir ini berasal dari Madagascar, tapi ada juga yang menyebutkan dari Afrika atau Papua Nugini. Kemudian diperkirakan para pedagang Arab pada abad ke 17 menyebarkannya ke Asia. Tanaman ini dapat dikembangbiakan dengan bijinya. Tumbuh subur di daerah berhawa panas, sedang atau di dataran rendah. Jenisnya ada yang dapat dikonsumsi dan ada jenis kecipir hutan yang ditanam di sela-sela tanaman karet.
Kandungan zat gizinya cukup tinggi, terutama protein, kalium dan fiber (serat). Selain itu vitamin C dan antioksidan.
Kecipir banyak dikonsumsi untuk mengendalikan gula darah, menjaga kesehatan kulit, dan baik untuk pencernaan.
Meski sudah jarang, di beberapa pasar tradisional masih sering dijual orang. Kadang-kadang ada juga di super market. Jenis-jenis bahan makanan yang yang kaya akan zat gizi seperti ini perlu dijaga agar lestari. Sayang kalau bahan makanan yang kaya akan zat gizi sampai terlupakan bahkan hilang ditelan zaman.