Diceritakan Telukabessy beserta rombongan bertempur untuk mempertahankan Benteng Kapapaha.
Dalam pertempuran yang sengit Telukabessy beserta rombongan kalah dari VOC.
Untuk menyesali kekalahan yang diperoleh, diambilah lidi pohon enau dan dicambuk antar sesama pasukan sampai berdarah-darah.
Tradisi Pukul Menyapu juga menjadi alat pemersatu antara dua desa yakni: Desa Mamala dan Desa Morella. Pementasan yang dilakukan begitu ekstrem ternyata bagi kedua desa itu merupakan pengukuhan persaudaran antar sesama.
Dalam tradisi pukul menyapu, pemuda-pemuda yang terlibat terbagi antar dua kelompok. Yang satu pakai celana merah dan satunya lagi pakai celana putih. Ini adalah penanda bila di lapangan antar dua kelompok.
Area badan dan perut merupakan tempat pemukulan, tidak boleh keluar dari yang sudah ditetapkan. Beberapa lidi pohon enau yang di ikat menjadi senjata yang dipegan masing-masing orang disetiap kelompok.