Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Catatan 365 Hari #48: Selama Menyentuh Tanah, Semakin Kuat

16 Maret 2012   14:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:57 267 0

Pernah mendengar cerita tentang pertarungan antara Boma dan Gatotkaca? Kalau belum tahu maka akan saya ceritakan secara singkat. Suatu ketika terjadi perebutan daerah perbatasan bernama Tunggarana antara Boma yang menguasai Trajutrisna dan Gatotkaca yang menguasai Kerajaan Pringgodani. Pada pertempuran itu sebenarnya Gatotkaca kalah tapi karena saat itu Prabu Kresna yang dianggap sebagai Ayah oleh Boma datang dan menyuruh untuk menyerahkan Tunggarana pada Gatotkaca maka Boma pun mengalah dan menyerahkan daerah perbatasan pada Satria Pringgodani. Namun rupanya kesialan Boma tidak berhenti sampai di situ, saat pulang ke istana didapatinya sang istri yaitu Dewi Hagnyanawati sedang berasyik masyuk dengan salah satu putra Prabu Kresna yaitu Samba. Maka murkalah Boma, disiksanya Samba bahkan dirobek-robek tubuhnya hingga tewas. Kematian Samba menyulut murka Prabu Kresna. Pertempuran antara Boma dan Prabu Kresna tak terelakkan, namun Boma yang merupakan putra dari Dewi Pertiwi ini tak mudah ditaklukkan bahkan oleh Cakra, senjata sakti mandraguna milik Prabu Kresna. Setiap kali Boma kalah dan terjatuh di tanah maka dia akan bangkit lagi dan melakukan perlawanan, perlawanan Boma berakhir saat Dewi Pertiwi tidak memberikan restunya lagi pada Boma. Dan akhirnya Boma dapat dikalahkan oleh Prabu Kresna, versi lain seingat saya Boma dibunuh dan ditaruh di atas pohon sehingga dia tidak menyentuh tanah dan tidak dapat bangkit lagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun