Dalih spontanitas presiden dan antusiasme warga di NTT sesungguhnya tidak patut dilontarkan oleh pihak Istana Negara. Tidak bisa begitu. Jika protokoler istana gagal mengatur dan mengendalikan massa, lebih baik meminta maaf secara terbuka. Berkilah seribu satu alasan malah menimbulkan rupa-rupa praduga.
“Itu spontanitas Presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat,” ujar Bey Machmudin, dilansir tirto.id. Lebih lanjut, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden itu menyatakan, “Suvenirnya itu buku, kaos, dan masker. Tapi poinnya, Presiden tetap mengingatkan warga untuk menggunakan masker.”
KEMBALI KE ARTIKEL