Mohon tunggu...
Komariah
Komariah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo! Panggil saya komariah

Hadapi dengan senyuman 🤗

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kekeyi Kerap Jadi Sasaran Cyberbullying oleh Netizen

9 April 2021   20:00 Diperbarui: 9 April 2021   23:44 2415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Oleh : Komariah

Tren penggunaan media sosial sebagai  media komunikasi menjadi faktor tumbuh dan berkembangnya cyberbullying. Cyberbullying pada umumnya dilakukan melalui media situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Yahoo Messenger, Line, Youtube dan Instagram.

Salah satu korban cyberbullying yang terkenal di kalangan influencer adalah kekeyi. Rahmawati Kekeyi Putri Cantika, atau akrab di panggil Kekeyi, mulai menjadi perbincangan semenjak video make up tutorialnya yang di upload melalui akun Youtube miliknya. Dalam videonya ia membuat video tutorial dengan tidak menggunakan peralatan rias konvensional. Tetapi dengan menggunakan balon kecil yang diisi air yang di fungsikan sebagai beauty blender. Tapi bukan hanya karena itu kekeyi kerap dibicarakan netizen karena penampilan fisiknya yang tak seproposional influencer atau selebriti lainnya yang bertubuh tinggi, langsing, dan cantik.

Body shaming atau mencela orang lain atas penampilan fisik hingga saat ini masih banyak ditemui baik didunia nyata maupun dunia maya. Memberikan komentar baik positif maupun negatif, menjadi bagian yang tidak dipisahkan dari penggunaan media sosial. Menurut Oxford English Dictionary, body shaming adalah tindakan atau praktik memalukan seseorang berdasarkan jenis tubuh mereka dengan membuat pernyataan kritis dan mengejek tentang bentuk dan ukuran tubuh mereka.

Disampaikan melalui akun sosial medianya. Kekeyi lagi-lagi memancing para netizen untuk berkomentar dan melontarkan kalimat hujatan. Melalui video tiktoknya dia menyebutkan jika dirinya adalah seorang ratu pentol. Sontak saja hal tersebut semakin memancing kekesalan netizen sehingga dipostingan tersebut banyak sekali komentar yang berisi ujaran kebencian yang ditujukan kepada sosok kekeyi.

Jika kita melihat data digital pada kasus bullying melalui survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang mencatat terdapat 49% dari 5.900 yakni berjumlah 2.891 pengguna internet pernah mengalami perilaku bullying. Serangan verbal yang kerap dialami mereka yakni, komentar yang menyakitkan pada posting online yang mereka lakukan (14.3%, 8.8%) dan fitnah-fitnah di sosial media tentang mereka (menyebarkan rumor) dan menghancurkan reputasi lewat media sosial (13,3%, 6,8%). Namun, biasanya kasus yang berada di masyarakat atau di lapangan lebih banyak dari kasus pada data yang diperoleh.

Dalam fenomena cyberbullying, ada dorongan dalam diri seorang pelaku cyberbullying yang disebut faktor individual untuk melakukan bentuk-bentuk cyberbullying tertentu.

Blumer dan ketz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Dalam teori uses and gratification bukan bagaimana media mengubah sikap dan prilaku khalayak, tapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Mcquail dan kolagennya mengklarifikasi beberapa kebutuhan khalayak yakni: pengalihan (keluar dari rutinitas sehari-hari), hubungan personal (orang menggunakan sosial media sebagai ganti teman ), identitas personal (cara menekan nilai-nilai individu), dan pengawasan (terkait dengan bagaimana media digunakan individu untuk meraih sesuatu).

Pada akhir tahun 2020 kekeyi membuat sebuah lagu berjudul Queen Pentol yang berisi curahan hatinya mengenai pembullyan  yang selama ini ia alami. Kekeyi menjawab dan membuktikan kepada semua orang yang membullynya  dengan sebuah karya. Lagu berjudul Queen Pentol di sambut baik oleh netizen yang sekarang sudah mencapai  hampir empat juta penonton dan masuk tranding sama seperti lagu pertama Kekeyi berjudul Keke Bukan Boneka yang sempat dihapus oleh youtube setelah mendapat laporan copy right oleh Riri Idol. Tapi kekeyi tidak berkecil hati dan terus semangat melalui bullyan dan hinaan dari warga net. Malah kekeyi menjadikan hinaan tersebut sebuah motivasi untuk membuat karya baru yang tidak kalah bagus dari sebelumnya bahkan Keke Bukan Boneka sudah diupload kembali di akun youtube Kekeyi.

Daftar Pustaka

Mcquail, Denis. 1992. Media perfomerce: mass communicationand the public interes. London: sage publication.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun