Mohon tunggu...
Komang Widya Ambari Dipa
Komang Widya Ambari Dipa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Mahasiswa Ilmu Akuntansi dengan hobi bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karma dan Punarbhawa dalam Pandangan Gen Z: Ajaran Spiritual atau Kepercayaan Kuno yang Perlu Dipertanyakan?

15 Mei 2024   21:45 Diperbarui: 15 Mei 2024   21:52 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest @Deena Marie

Panca Sraddha adalah dasar keyakinan agama Hindu, yang berasal dari kata "panca" yang berarti lima dan "sraddha" yang berarti keyakinan. Dengan demikian, panca sraddha adalah lima keyakinan atau kepercayaan utama yang dipegang oleh umat Hindu. Panca Sraddha berfungsi sebagai fondasi utama untuk menjalani kehidupan spiritual agama Hindu. Bagian Panca Sraddha yaitu Widi Sraddha, Atman Sraddha, Karma Sraddha, Punarbhawa Sraddha, dan Moksha Sraddha.

Karma dan Punarbhawa adalah salah satu kepercayaan utama dalam agama Hindu dan merupakan salah satu bagian dari Panca Sraddha. Dalam agama Hindu, semua kehidupan mengalami kelahiran, kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali dan ini dikenal sebagai siklus samsara. Menurut kepercayaan Punarbhawa ini, semua makhluk hidup memiliki atman yang merupakan bagian dari Brahman yaitu Sang Hyang Widhi Wasa, yang dapat disebut sebagai roh atau jiwa dalam tubuh seorang manusia. Atman inilah yang berpindah ke dalam tubuh yang baru setelah kematian.

Atman dapat masuk ke dalam tubuh makhluk hidup manapun, baik pada tumbuhan, hewan, atau manusia. Setelah makhluk hidup tersebut mati dan kembali ke alamnya, atman dari makhluk hidup tersebut akan terlahir kembali atau bereinkarnasi ke dalam tubuh yang berbeda tergantung pada karma yang diperbuat dari kehidupan sebelumnya. 

Sebagai contoh, jika seseorang memiliki karma baik di kehidupan sebelumnya misalnya dengan selalu berbuat baik, tidak menyakiti sesama dan selalu berbuat berdasarkan dharma dan tidak menyimpang dengan ajaran agama, maka atman-nya akan terlahir kembali atau bereinkarnasi menjadi sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. 

Sebaliknya apabila seseorang memiliki karma yang buruk misalnya karena semasa hidupnya selalu melakukan hal-hal yang menyimpang ajaran agama, tidak jujur, suka menyakiti, maupun melakukan hal-hal buruk lainnya akan terlahir kembali (punarbhawa) menjadi sesuatu yang lebih buruk dari kehidupan sebelumnya.

Ajaran Punarbhawa Hindu memiliki makna spiritual yang dalam selain hanya kepercayaan kuno. Konsep ini mengatakan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, yang mendorong orang untuk selalu berbuat baik dan menghindari tindakan jahat. Punarbhawa juga memberikan harapan bahwa kematian tidak selalu berakhir. Jiwa yang tidak sempurna masih dapat berkembang melalui kelahiran kembali hingga akhirnya mencapai pembebasan. 


Sebenarnya sangatlah sulit untuk memahami konsep karma dan punarbhawa karena merupakan hal yang kompleks. Karma bukan hanya sekedar tindakan tidak langsung. Menurut kepercayaan, karma langsung menghasilkan hasil bahkan saat kita hidup. Sebuah tindakan yang kita lakukan sehari-hari dapat berdampak pada apa yang akan terjadi pada kita di masa yang akan datang.

Dalam era globalisasi dimana pemanfaatan teknologi memudahkan orang-orang mendapatkan informasi dan pengetahuan. Orang-orang akan menjadi lebih pintar dan mendapatkan banyak sudut pandang baru dalam melihat satu atau dua hal dalam hidup mereka. Salah satu generasi yang hidup dalam era globalisasi dan digitalisasi ini adalah Generasi Z yang sering disebut sebagai Gen Z. 

Gen Z adalah kelompok orang atau kalangan yang telah akrab dengan teknologi digital bahkan sejak mereka kecil. Gen Z sering mengakses informasi dari berbagai sumber dengan memanfaatkan teknologi seperti internet, media sosial, dan perangkat seluler. Gen Z dikatakan lebih mudah dalam memahami dan memanfaatkan teknologi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. 

Paparan informasi yang melimpah ini mendorong Gen Z semakin terdorong untuk berpikir lebih logis dan rasional terhadap suatu persoalan dan masalah. Sebagian generasi Z ini bahkan dapat meninggalkan kepercayaan agama yang mereka anggap tidak logis atau tidak sesuai dengan penemuan ilmiah. 

Bahkan jika para Gen Z masih termasuk dalam umat beragama, mereka dapat menjadi seseorang yang tidak terlalu mendalami dan mengerti tentang kepercayaan-kepercayaan yang dianutnya. Namun tentu saja, ini adalah generalisasi dan tidak berlaku untuk semua orang Gen Z, karena banyak dari mereka masih memegang keyakinan agama mereka dengan baik dan taat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun