Mohon tunggu...
Kolam Nalar
Kolam Nalar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kata Gus Muwafiq Soal Puisi Doa Neno Warisman

25 Februari 2019   09:48 Diperbarui: 25 Februari 2019   09:55 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama Neno Warisman sedang naik daun. Lantaran doanya yang mengancam Tuhan begitu viral di media sosial.

Masyarakat pun banyak yang berkomentar, termasuk Kiai Kondang asal Yogyakarta, KH Ahmad Muwafiq atau kerap disapa Gus Muwafiq.

Ia turut mengomentari petikan doa viral Neno Warisman dalam Munajat Akbar 212 di Monas beberapa waktu lalu, yang berbunyi 'Kalau sampai tidak kau menangkan kami, maka aku khawatir tidak ada lagi yang menyembah-MU'.

Menurut Gus Muwafiq, puisi doa Neno itu berlebihan sebagai doa yang dilantunkan untuk kepentingan politik oleh seorang 'ustazah'. Ia menyindir keras Neno bahwa kalau 'acting (bersandiwara) itu boleh, tapi jangan begitu berlebihan'.

Puisi doa Neno Warisma itu sangat berbahaya karena dapat memecah belah umat Islam. Ia membayangkan situasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini seperti perang Badar. Padahal konteksnya beda.

Karena kedua kandidat Presiden yang sedang bertarung saat ini, baik petahana Joko Widodo maupun penantang Prabowo Subianto, sama-sama beragama Islam. Sehingga tidak mungkin salah satu dari keduanya akan mendiskreditkan agamanya sendiri.

Sebagai seorang yang dianggap sebagai pemuka agama, Neno semestinya lebih memainkan peran penting untuk menjaga bangsa dari perpecahan. Dengan doanya itu, dia telah mencampuradukkan masalah agama ke dalam politik,

Oleh karena itu, Kiai Muwafiq berpesan bahwasanya Neno janganlah begitu. Kita sama-sama beragama, sama-sama berbangsa, sama-sama bernegara. Mari kita lindungi bangsa ini.

Apa yang disampaikan oleh Gus Muwafiq ini sudah benar adanya. Doa Neno Warisman di atas memang ngawur dan berlebihan.

Dengan adanya doa itu masyarakat semakin tidak simpati dengan gerombolan Kaum Monaslimin. Apalagi kepada junjungan politiknya, Prabowo-Sandi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun