Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berkaca dari Kemarahan Ruben Onsu dan Aura Kasih

24 Agustus 2019   09:25 Diperbarui: 24 Agustus 2019   11:09 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marah itu hak setiap orang. Marah wajar jika dilakukan atau diungkapkan dalam waktu serta tempat dan cara yang tepat. Sebab marah bukan sebatas ungkapan kekesalan tetapi juga kepedulian dan rasa sayang, karena merasa memiliki, khawatir sehingga ingin menjaga. Agar yang dimarahi memperbaiki diri dalam berperilaku, bergaul termasuk berbicara dengan orang lain.

Sebagaiman Ruben Onsu yang memarahi Anggia Perez dan Della Perez, adik dari almarhum Yulia Perez. Terkait pertikaian mereka berdua yang beredar di media sosial. 

Bagi sebagian orang postingan tersebut mungkin menunjukkan kekurang patutan dan tidak layak di publikasikan. Sebagai kakak beradik, hal itu semestinya tidak terjadi dan tidak dilakukan apalagi sampai posting kata-kata yang kurang pas.

Ruben memang bukan keluarga tetapi kedekatan Ruben dengan keluarga Yulia Perez sudah terjalin cukup lama. Maka tidak salah jika rasa kepedulian diantara keluarga Ruben dan keluarga Yulia Perez begitu dekat. Bahkan seperti saudara.

Ruben marah kepada Anggia dan Della Perez menjadi sesuatu yang lumrah. Sebab kemarahan itu didasari oleh kepedulian dan rasa sayang seorang kakak kepada adik-adiknya. 

Anggia dan Della Perez pun tidak merasa tersinggung manakala mendapat teguran atau kena marah Ruben. Sebab hubungan mereka berdasar pada ketulusan untuk menjaga, peduli dan saling tolong.

(foto: Kapanlagi)
(foto: Kapanlagi)
Namun tidak demikian halnya dengan Aura Kasih, yang geram, jengkel, tersinggung atau apa istilahnya. Kegeramannya, merupakan kemarahan yang dikelola secara dewasa oleh Aura Kasih, penyanyi dan pemain film. Terkait dengan komentar salah seorang warga net, dalam sebuah postingan yang mengandaikan sosok Aura seperti pabrik.

Hal yang wajar bila Aura merasa tersinggung, geram dan memendam amarah. Analogi tubuh perempuan dengan pabrik jelas mencederai diri Aura, sebagai perempuan yang belum lama melahirkan anak pertama. Mungkin juga bagi perempuan - perempuan lain, yang merasa dilecehkan sebagaimana dialami Aura.

Sebagian perempuan barangkali gerah membaca postingan yang menempatkan tubuh perempuan seolah hanya sebagai obyek semata. Mengesampingkan perempuan yang secara kodrati dikarunia akal budi, perasaan dan kemampuan lain yang multi dimensional. Termasuk sebagai teman, sahabat, penjaga bumi dan generasi bersama laki-laki.

Kegeraman Aura pun reda. Manakala pemilik akun yang menempatkan Aura sebagai obyek semata, seperti benda atau barang, menghapus postingan dan meminta maaf kepada Aura. Masalah selesai.

(foto:tribun)
(foto:tribun)
Masing-masing belajar dari kesalahan dan bagaimana cara mengelola rasa marah. Netizen yang mengikuti perkembangan masalah tersebut mestinya belajar dari kasus tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun