Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Namanya Tanjung, Wangi dan Usia Bisa Sampai 100 Tahun

13 Agustus 2019   23:28 Diperbarui: 13 Agustus 2019   23:49 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ref: Never knew that it would go so far / When you left me on that boulevard / Come again you would release my pain /And we could be lovers again //

Just one more chance / Another dance / And let me feel it isn't real / That I've been losing you / This sun will rise / Within your eyes / Come back to me and we will be / Happy together//

Ref: ........Never knew that it would go so far / When you left me..... 

Maybe today / I'll make you stay / A little while just for a smile / And love together / For I will show / A place I know / In Tokyo where we could be / Happy forever //

Ref: .........Never knew that it would go so far / When you left me......

Mataram Boulevard siang hari (foto: Ko In)
Mataram Boulevard siang hari (foto: Ko In)

Pohon tanjung di kawasan Kota Baru, yang jelas tidak akan pernah meninggalkanku tetapi akan selalu merindukanku untuk kembali ke Yogyakarta. Demikian pula dirimu yang pernah lama tinggal di Yogya atau sekedar liburan beberapa hari di Yogya. Rindukan Yogya.

Menikmati suasana Kota Baru dengan banyak pohon Tanjung, seperti di Jl. Suroto malam hari. Terasa bagaimana sebuah kota di rancang secara matang oleh orang Belanda kala itu. Jalan ini pada mulanya bernama Mataram Boulevard kemudian berubah jadi Jl. Widoro karena di sekitarnya terdapat pohon widoro.

Kemudian berubah jadi Jl. Suroto sampai sekarang. Untuk menghargai jasa Suroto yang gugur dalam perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada peristiwa yang dikenal dengan pertempuran Kota Baru (7/10/1945).

Kota Baru Yogyakarta, menurut sejarahnya adalah hasil pengembangan sebuah kota yang dirancang sesuai kebutuhan pertambahan sejumlah penduduk, tanpa meninggalkan aspek lingkungan hidup agar kawasan tersebut dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman.

Jl. Suroto Yogya atau Mataram Boulevard (foto: Ko In)
Jl. Suroto Yogya atau Mataram Boulevard (foto: Ko In)
Bertambahnya jumlah orang Belanda waktu itu, terkait berkembangnya industri gula, perkebunan, dan golongan profesional yang bekerja di bidang perdagangan, kesehatan dan pendidikan yang membutuhkan tempat baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun