Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lipatan, Ikatan, dan Tarikan Dab Anto sampai Huston, Texas

7 Desember 2018   16:40 Diperbarui: 7 Desember 2018   19:18 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shibori dari Yogya karya Dabanto (Foto: Ko In)

Selembar kain putih polos dibentangkan di lantai rumahnya. Dilihat dan diamati barang sejenak. Tatapannya tajam ke atas kain putih. Sesekali kepalanya meleng ke kiri dan ke kanan. Solah melihat gambar di atas selembar kain katun. 

Tak lama kemudian matanya berbinar seperti memperoleh insiprasi atau ide akan kain katun putih dari jenis primisima. Tangannya mulai melipat sebagian kain, ditekan. Ditekuk , kemudian diikat kuat dengan karet atau benang. Bahkan adakalanya dengan rafia. Beberapa kali tangannya mengambil karet untuk mengganti karet gelang yang putus karena saking kerasnya dia mengikat.

Belum seluruh kain terlipat, Anto pindah ke ujung atau sisi kain yang lain. Dilipat, ditekan, diikat dan beberapa bagian ada yang dijahit dengan tangan. Setelah itu ditarik kuat-kuat.

Kain katun diikat, dijepit dan ditarik (Foto: Dabanto)
Kain katun diikat, dijepit dan ditarik (Foto: Dabanto)
Tenaga dikerahkan, agar ikatan tidak mudah lepas. Tidak heran jika karet atau benang  yang digunakan sering putus.

Ikatan harus kuat

"Ikatannya harus kuat, biar saat dicelup ke dalam cairan pewarna. Ikatan tidak kendor  dan lepas. Sekaligus untuk memberikan efek pola tertentu , sehingga warna dapat menyerap ke bagian yang kita inginkan. Dan supaya tidak masuk ke bagian yang tidak kita inginkan" jelas Arief Andrianto.

Saya hanya terdiam, sambil memagang dagu melihat tangannya terus melipat dan mengikat kain putih. Saya tidak memiliki gambaran sama sekali apa yang nanti nampak di atas selembar kain putih itu. Jujur saya bingung saat itu.

Sayang, rasa penasaran saya tidak terjawab sebab saat saya berkunjung ke rumahnya. Anto belum segera membuka lembaran kain yang telah diberi pewarna. Saat itu cuaca mendung. Nampaknya Anto tidak berani mengambil risiko kain celupan pewarnanya jika dibuka dan di jemur  tidak kering.

Kain katun sudah diberi warna (Foto:Dabanto)
Kain katun sudah diberi warna (Foto:Dabanto)
Anto demikian panggilan akrabnya. Pengrajin shibori dari Yogya yang belum lama menggeluti seni melipat,mengikat dan mewarnai kain. Atau lebih dikenal dengan shibori atau jumputan. Tetapi dalam soal karya atau produk jangan ditanya hasilnya. Ternyata mampu menarik tidak sedikit orang untuk membeli dan memesan karya-karyanya.

Kerja keras melipat,mengikat dan menarik sampai Huston

Orang yang tertarik dengan karyanya tidak hanya dari sekitar Yogya tetapi ada dari Kalimantan dan Papua. Alasan mereka memakai busana atau kemeja shibori karya Anto, untuk dipamerkan kepada kerabat, kenalan dan kolega di daerahnya. Sebab karya shibori Anto memiliki kekhasan dibanding karya shibori lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun