pendidikan. Sebagai manusia kita harus bersyukur jika masih bisa merasakan bangku sekolah dasar hingga sarjana karena tidak semua orang dapat merasakan bangku sekolah hingga jenjang yang lebih tinggi seperti bangku perkuliahan, salah satu contohnya yaitu di Desa Suco.
Menimba ilmu adalah hal yang wajib untuk semua umat manusia. Namun tidak semua manusia bisa mendapatkan ilmu sejak dini, salah satunya ilmuDesa yang terletak di Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember ini mayoritas masyarakatnya hanya bersekolah hingga bangku SD tanpa melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan masih banyak masyarakatnya yang harus putus sekolah karena faktor yang ada. Faktor yang membuat masyarakat tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi adalah budaya dan juga biaya.
Budaya yang telah melekat di desa ini, jika ada Wanita yang umurnya sudah menginjak 18 tahun, ia harus segera menikah dengan pria lajang yang umurnya tidak kalah jauh dengannya. Sama halnya dengan wanita, pria yang sudah berumur 20 tahun harus segera menikah. Jika ada yang masih melajang pada usia tersebut, akan disebut perawan atau perjaka tua.
Sedangkan dalam faktor biaya, mayoritas masyarakat Desa Suco masih memilki pemikiran untuk tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan biaya perkuliahan yang mahal. Bagi mereka yang hanya bekerja sebagai petani dan peternak akan merasa keberatan menyekolahkan anak-anak mereka hingga jenjang perkuliahan, sehingga mereka lebih memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jika dilihat akan masalah kependidikannya yang cukup memprihatinkan, terdapat hal yang begitu mengharukan dan membuat kita akan merasa kagum dengan mereka. Sebagian masyarakat desa masih menyempatkan dirinya untuk mengejar pendidikan, dan yang membuat kagum adalah sebagian masyarakat itu merupakan orang-orang yang umurnya tidak muda lagi. Bahkan mereka masih tetap semangat meskipun lelah telah merasuki jiwa tuanya.
Kegiatan belajar yang dilakukan pun memiliki beberapa kategori yaitu Kejar Paket A, B, dan C. Setiap kategori paket tersebut memiliki jenjang yang berbeda, seperti pada paket A untuk jenjang SD, paket B untuk SMP, dan sementara pada paket C untuk jenjang SMA. Setiap paket yang dipilih akan berbeda dalam sistem pembelajaran serta materi yang diulas.
Semangat itu terlihat dari pancaran di wajah mereka, apalagi ketika mereka menjawab pertanyaan dari guru-guru yang mengajar maateri ataupun praktik, meskipun bahasa menjadi penghambat belajarnya. Bahasa yang digunakan untuk belajar menggunakan bahasa Indonesia, berbeda dengan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari yaitu bahasa Madura. Penghambat itu tidak membuat mereka patah semangat dalam mengejar ilmu. Sebaliknya, mereka begitu lantang dan bersemangat ketika menyuarakan jawaban mereka meskipun masih terbata-bata.
Malam pun tidak menjadi masalah dan alasan bagi mereka yang hebat dalam mengejar ilmu, meskipun kantuk datang namun mereka tidak pernah goyah dalam belajar. Memang hebat sekali orang-orang ini. Tua bukan menjadi masalah dalam menimba ilmu, karena ilmu tidak akan pernah memilih siapa yang akan menerima ilmunya.
Penulis: Rila Rahmaniyah Bashori
Editor: Efdon Dwy Candra