Â
DIGITAL MARKETING, STRATEGI UMKM BERTAHAN DI MASA PANDEMI
             Madiun, - Pandemi Covid 19 menghantam keras sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Data dari Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia mengungkapkan bahwa sebanyak 72 persen pelaku UMKM terdampak pandemi Covid-19. Pelaku UMKM mengalami penurunan penjualan, penyaluran modal, dan semua terdampak. Dari seluruh pelaku UMKM, tiga sektor yang paling terdampak pendemi yaitu pertanian, ekspor, dan kerajinan pendukung wisata. Selain itu, s 153 pelaku UMKM pertanian berdampak, sedangkan sektor ekspor 83 UMKM dan 429 pelaku UMKM sektor kerajinan pendukung wisata.Â
Lebih lagi, data terakhir dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan, jumlah pengguna internet di Indonesia telah menembus 171 juta orang. Hal tersebut ditengarai dengan berkembang pesatnya Kanal dan bisnis daring (online) di era pandemi. menurut riset biro konsultan internet Redseer, sekitar 12 juta orang Indonesia terdaftar sebagai pengguna baru di sejumlah platform ecommerce sejak pandemi berlangsung (Redseer, 2020).
Bisnis e-commerce menjadi kebutuhan utama publik dalam bertransaksi di masa pandemi ini, mengingat masyarakat takut berbelanja secara langsung sehingga untuk pembelian beberapa kebutuhan dilakukan secara online melalui platform-platform e-commerce. Selain platform-platform bisnis e-commerce nasional yang sudah mapan, saat ini juga bermunculan platform-platform e-commerce lokal terutama untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pokok. Karenanya, Saat ini banyak aplikasi digital yang memudahkan para pelaku UMKM untuk bertransaksi. Sayangnya, masih ada pelaku UMKM yang asing dengan perkembangan teknologi. Padahal untuk bertahan di tengah pandemi ini, UMKM harus mau masuk ke dunia digital.
Faktor seperti ini karena kurangnya kemampuan beradaptasi dengan digital hingga keengganan para pelaku UMKM mengubah gaya transaksi mereka, menjadi tantangan besar. Karena itu, mahasiswa UNIPMA terjun langsung merangkul mereka. "Jadi walaupun kita ngomong digital, tetap harus ada pendampingannya. Pendampingan itu macam-macam bentuknya, bisa melalui training, coaching, gathering, konsultasi. Intinya mereka (UMKM) harus mempersiapkan diri ke sana (digital)," ungkap Nanda .  Mahasiswa UNIPMA yang terdiri dari 5 orang ini melakukan Kunjungan Ke UMKM " Paguyuban Mie Maju Lancar  " yang berada di Jalan Hayam Wuruk Rt.14 Rw.03 Kel. Manguharjo Kec. Manguharjo Kota Madiun.
Pemilik UMKM " Paguyuban Mie Maju Lancar" Â Yayak S mengatakan bahwa di masa pandemi ini pengasilan yang diperoleh tidak sesuai dengan sebelum pandemi. Di masa pandemi ini hanya memperoleh sekitar 60% dari sebelum pandemi, dikarenakan para penjual mie keliling banyak yang libur dan juga dibatasi waktu berjualan yang mengakibatkan pendapatan menurun. Dari Kendala tersebut maka Mahasiswa UNIPMA membantu untuk memasarkan hasil produksinya dengan membuatkan instagram dan memberi arahan untuk cara cara memasarkan produknya. dengan begitu UMKM mie maju lancar akan banyak dikenal oleh masyarakat khususnya di wilayah Kota Madiun. selain membantu memasarkan mahasiswa unipma juga ikut dalam proses produksi UMKM mie tersebut mulai dari awal pembuatan sampai produk siap untuk dipasarkan. sehimngga mahasiswa unipma juga mendapatkan ilmu cara proses pembuatan mie tersebut.