Desa Songgon, Banyuwangi -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember yang ditempatkan di Desa Songgon, Kecamatan Songgon, menghadirkan inovasi baru dalam pemanfaatan limbah kulit kopi melalui program pengolahan Cascara Tea. Program ini dilaksanakan di Kedai Bolokopi, salah satu kedai lokal desa yang menjadi ruang kreatif sekaligus pusat edukasi kopi bagi masyarakat.
Cascara, yang dalam bahasa Spanyol berarti "kulit", merujuk pada kulit buah kopi kering yang biasanya dianggap limbah sisa pascapanen. Namun, dengan pendekatan yang tepat, limbah ini justru bisa diolah menjadi minuman herbal yang menyehatkan, dikenal sebagai Cascara Tea. Mahasiswa KKN UMD mengangkat potensi ini sebagai bagian dari upaya pemberdayaan dan edukasi lingkungan berbasis potensi lokal.
Proses pembuatan Cascara Tea dimulai dari pemilahan kulit kopi segar hasil panen masyarakat sekitar, yang kemudian dikeringkan secara alami di bawah sinar matahari selama beberapa hari. Setelah kering sempurna, kulit kopi disimpan dalam wadah bersih dan kedap udara agar tetap terjaga kualitasnya. Mahasiswa KKN memperkenalkan beberapa variasi penyajian cascara, baik dalam bentuk seduhan hangat, maupun kombinasi dengan, gula, susu, dan madu. Minuman ini memiliki cita rasa unik, paduan manis alami, sedikit asam segar, dan aroma buah yang khas. Selain nikmat, Cascara Tea juga dikenal kaya akan antioksidan dan memiliki manfaat kesehatan seperti membantu sistem pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, serta mengandung kafein dalam kadar ringan.Â
Kedai Bolokopi, yang menjadi tempat pelaksanaan program ini, merupakan kedai milik warga lokal yang aktif mempromosikan kopi Songgon dan menjadi pusat diskusi seputar kopi, pertanian, dan wirausaha. Kolaborasi antara mahasiswa KKN dan pengelola kedai menjadi sinergi strategis untuk memperkenalkan Cascara Tea sebagai produk baru berbasis edukasi dan praktik langsung. "Saya baru tahu kulit kopi bisa jadi teh. Rasanya unik dan segar. Kalau dijual dalam botol atau sachet, saya rasa banyak yang minat," ujar Andi, salah satu pengelola kedai.
Selain menyasar konsumen, program ini juga menyasar petani dan pelaku UMKM lokal. Mahasiswa memberikan informasi bahwa kulit kopi tidak perlu dibuang atau dibakar, melainkan bisa dikeringkan dan dijual sebagai bahan baku cascara. Ini menjadi peluang baru bagi petani untuk memperoleh nilai tambah dari hasil panennya.
Melalui pendekatan ini, mahasiswa KKN berharap akan muncul lebih banyak inisiatif lokal yang berfokus pada zero waste dalam pengolahan kopi, di mana seluruh bagian dari buah kopi dimanfaatkan biji untuk bubuk kopi, kulit untuk teh cascara, dan ampas untuk pupuk atau sabun kopi.
Program kerja ini menunjukkan bahwa limbah pertanian seperti kulit kopi dapat menjadi peluang usaha jika dikelola dengan pengetahuan yang tepat. Mahasiswa KKN UMD juga mendorong pihak kedai untuk mempertimbangkan menjadikan Cascara Tea sebagai salah satu menu tetap, serta memproduksi dalam kemasan botol atau sachet kering untuk pemasaran lebih luas.
"Inovasi ini kami harap dapat diteruskan oleh warga, khususnya anak muda dan pelaku UMKM di Desa Songgon. Cascara bisa jadi identitas baru selain kopi bubuk lebih sehat, ramah lingkungan, dan punya nilai jual," ujar Adin, yang merupakan koordinator pelaksanaan program kerja.