Randugunting -- Mahasiswa KKN MIT UIN Walisongo Posko 106 Desa Randugunting memberikan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbahan minyak jelantah dan tanaman TOGA kepada ibu-ibu PKK, Minggu (10/8/2025). Kegiatan ini menjadi salah satu upaya kreatif memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk bermanfaat dan bernilai jual.
Dalam rangka mengedukasi masyarakat untuk mengelola limbah rumah tangga dan memanfaatkan potensi tanaman obat keluarga (TOGA), mahasiswa KKN MIT UIN Walisongo Posko 106 Desa Randugunting mengadakan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah di salah satu rumah warga, bertepatan dengan kegiatan PKK RT setempat, Minggu (10/8/2025) pukul 09.00--11.00 WIB.
Sebelum praktik dimulai, mahasiswa KKN terlebih dahulu memaparkan tujuan pelatihan dan memberikan arahan proses pembuatan lilin aromaterapi. Panduan praktik yang telah dibagikan kepada salah satu ibu PKK kemudian disebarkan kembali kepada peserta lain.
Setelah kegiatan PKK selesai, sesi praktik pun dimulai. Salah satu mahasiswa KKN mendemonstrasikan secara runtut proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Ibu-ibu PKK terlihat memperhatikan dengan serius dan antusias.
Suasana semakin interaktif ketika peserta mengajukan berbagai pertanyaan. Salah satu ibu PKK bertanya, "Mba, itu untuk bahannya beli di mana ya? Terus harganya berapa?" Mahasiswa KKN menjawab, "Beli di toko bahan kimia, Bu, tapi kalau kami beli lewat online shop. Untuk harganya bervariasi, nanti link-nya akan kami bagikan."
Pertanyaan lain datang mengenai takaran bahan, "Untuk takaran minyak jelantah dan bahannya itu seberapa, Mba?" Dijawab, "Untuk minyak jelantahnya dikira-kira saja, Bu, tapi untuk bahan tambahannya itu perbandingannya 1:1."
Seorang peserta juga menanyakan fungsi palm wax, "Kenapa kok pakai bahan tambahan palm wax? Memang kalau tidak pakai itu tidak bisa ya?" Dijelaskan, "Kalau tidak pakai palm wax juga bisa, Bu. Palm wax itu digunakan untuk mempercepat proses pembekuan."
Setelah acara selesai, kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan pembagian suvenir berupa lilin aromaterapi dari minyak jelantah yang telah disiapkan oleh mahasiswa KKN.
Usai sesi foto-foto, salah satu mahasiswa KKN mewawancarai Ibu RT terkait pelaksanaan pelatihan ini. Saat ditanya "Bagaimana respon Ibu tentang adanya pelatihan ini?" beliau menjawab, "Ya saya sangat senang, Mba, karena ini baru pertama kali diadakan pelatihan seperti ini, dan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat."
Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan keterampilan baru bagi ibu-ibu PKK Desa Randugunting untuk mengolah limbah minyak jelantah menjadi produk bernilai jual dan ramah lingkungan, sekaligus memanfaatkan tanaman TOGA sebagai bahan aromaterapi alami.