Lumajang, 29 Juli 2025 - Limbah pertanian sering kali dianggap sebagai sisa yang tak bernilai, padahal jika diolah dengan tepat, limbah seperti daun tebu dapat menjadi produk energi alternatif yang bernilai ekonomi. Dengan semangat mengubah potensi lokal menjadi peluang usaha baru, mahasiswa KKN Kolaboratif 59 Lumajang melaksanakan program kerja utama yang diberi nama SiKebu (Sosialisasi Briket Tebu) pada Senin, 28 Juli 2025, bertempat di Balai Desa Sruni, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang.
Desa Sruni dikenal sebagai salah satu sentra penghasil tebu di Kecamatan Klakah. Namun, setiap musim panen, masyarakat menghadapi persoalan limbah pertanian berupa daun tebu dan batang sisa panen yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar hanya dibakar atau dibiarkan membusuk, padahal bahan tersebut memiliki kandungan lignoselulosa yang dapat diolah menjadi briket yaitu bahan bakar padat ramah lingkungan yang bisa menggantikan kayu bakar atau arang konvensional. Melalui kegiatan KKN, mahasiswa melihat peluang besar dari permasalahan ini. Dengan bekal pengetahuan dan riset sederhana yang dilakukan sebelumnya, mahasiswa menyusun program SiKebu sebagai upaya pengenalan dan pelatihan kepada masyarakat untuk mengolah limbah daun tebu menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Program SiKebu bertujuan untuk mengubah limbah daun tebu menjadi energi alternatif berupa briket, serta menumbuhkan kesadaran masyarakat akan nilai ekonomis dari limbah pertanian. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha baru di sektor energi terbarukan berbasis potensi lokal. Kegiatan ini menyasar tokoh masyarakat, khususnya ketua RT dan RW di Desa Sruni, yang diharapkan dapat menjembatani penyebaran informasi dan menjadi perantara untuk mengedukasi warga lainnya.
Kegiatan dilaksanakan di Balai Desa Sruni dan dihadiri oleh seluruh RT dan RW dari berbagai dusun di desa tersebut. Acara dibuka dengan sambutan dari Koordinator Desa (Kordes) KKN sebagai perwakilan mahasiswa, dilanjutkan sambutan dari Sekretaris Desa (Sekdes) yang menyampaikan dukungan penuh terhadap program pengolahan limbah daun tebu ini. Setelah pembukaan, mahasiswa memaparkan materi yang terdiri dari pengenalan briket sebagai bahan bakar alternatif, kandungan penting dalam daun tebu yang membuatnya layak dijadikan bahan briket, serta langkah-langkah cara pembuatan briket daun tebu. Mahasiswa juga menjelaskan proses pengemasan, penyimpanan, dan potensi pemasaran produk briket yang dapat dipasarkan baik secara lokal maupun ke luar daerah, mengingat permintaan briket yang terus meningkat sebagai sumber energi alternatif rumah tangga maupun industri kecil. Usai pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi langsung pembuatan briket, dimulai dari tahap pengeringan, penghalusan, pencampuran perekat, pencetakan, hingga pengeringan akhir. Para peserta tampak antusias, bahkan aktif mengajukan pertanyaan saat sesi diskusi dan tanya jawab. Beberapa peserta juga menyampaikan keinginan untuk mencoba membuat briket secara mandiri di rumah dengan memanfaatkan daun tebu hasil panen mereka.
Tingginya antusiasme peserta tak lepas dari latar belakang mayoritas warga Desa Sruni yang bekerja sebagai petani tebu. Mereka melihat langsung bagaimana limbah yang selama ini dianggap tak berguna ternyata dapat diolah menjadi produk bermanfaat dan berpotensi mendatangkan pendapatan tambahan. Kegiatan ini tidak hanya membuka wawasan baru, tetapi juga memicu semangat untuk berinovasi di kalangan masyarakat.
Mahasiswa KKN berharap program SiKebu dapat menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran masyarakat untuk mengolah limbah secara mandiri dan menjadikannya sebagai peluang usaha berbasis potensi lokal. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat berlanjut dengan pelatihan lanjutan, pembentukan kelompok usaha briket desa, hingga kerjasama dengan pihak luar untuk pengembangan pasar. Desa Sruni memiliki potensi besar sebagai desa penghasil briket berbasis limbah pertanian. Jika dikelola secara serius dan berkelanjutan, program ini bisa berkontribusi nyata pada pengembangan ekonomi sirkular yang ramah lingkungan dan berbasis masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI