Mohon tunggu...
kknkdesakalisat184
kknkdesakalisat184 Mohon Tunggu... Mahasiswa KKN-KOLABORATIF DESA KALISAT 184 2025

Mahasiswa KKN Kolaboratif Desa Kalisat 184 tahun 2025. Kami adalah kelompok KKN dari berbagai universitas di Jawa Timur, yaitu Universitas Jember, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Universitas Islam Jember, dan Universitas PGRI Argopuro Jember. Kami berkolaborasi untuk mengabdi di Desa Kalisat, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember. Melalui platform ini, kami berbagi cerita pengabdian, potensi desa, budaya lokal, serta kegiatan inspiratif selama pelaksanaan KKN.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Tim KKN Kolaboratif 184 Sosialisasikan Pengendalian Hama Pada Tanaman Tembakau Bersama Kelompok Tani Maju Makmur dan PPL Desa Kalisat

16 Agustus 2025   23:30 Diperbarui: 16 Agustus 2025   22:35 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN 184 bersama Kelompok Tani Maju Makmur Desa Kalisat. (Sumber : Dok. KKNK 184)

Kalisat - Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif 184 menggelar kegiatan sosialisasi perawatan tanaman dengan menggunakan bahan organik alami pada Rabu, 13 Agustus 2025. Kegiatan yang berlangsung di rumah bapak Supriyono selaku ketua Kelompok Tani Maju Makmur Desa Kalisat, acara ini dihadiri oleh para anggota kelompok petani setempat dan didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

Mahasiswa KKN 184 mensosialisasikan kepada kelompok tani maju makmur Desa Kalisat. (Sumber : Dok. KKNK 184)
Mahasiswa KKN 184 mensosialisasikan kepada kelompok tani maju makmur Desa Kalisat. (Sumber : Dok. KKNK 184)
Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN memperkenalkan pembuatan pestisida nabati alami menggunakan kombinasi kulit bawang merah dan daun pepaya. Kedua bahan ini dipilih karena memiliki kandungan senyawa aktif yang efektif untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Kandungan kulit bawang merah memiliki senyawa sulfur yang bersifat antibakteri dan anti jamur, efektif mengendalikan penyakit layu dan busuk akar. Selain itu bisa meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan patogen dan berperan sebagai repelan alami untuk mengusir hama serangga. Pestisida daun pepaya berfungsi sebagai insektisida alami yang dapat melumpuhkan sistem pencernaan hama, fungsi lain adanya sifat nematisida yang berguna untuk mengendalikan nematoda parasit dan berperan sebagai surfaktan alami dan memiliki efek toksik terhadap serangga hama. Selain pestisida nabati, tim KKN juga mengajarkan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari daun lamtoro yang kaya akan nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman. Manfaat kandungan yang ada pada daun lamtoro memiliki fungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, memperkuat sel tanaman dan meningkatkan metabolisme tanaman.

Manfaat  pestisida nabati dan POC (pupuk organik cair) pada tanaman yaitu, pada tanaman tembakau kedua pupuk tersebut berfungsi untuk mengontrol hama ulat dan kutu kebo dan melindungi dari bakteri, meningkatkan bobot dan ukuran daun tembakau dan peningkatan kualitas daun. Pada tanaman sayuran bermanfaat untuk mengusir hama, melindungi tanaman sayur dari jamur patogen, mempercepat pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan kualitas sayuran agar lebih segar, lebih tahan lama dan bebas residu bahan kimia.

Ketua Kelompok Tani Maju Makmur menyambut positif program ini dan menyatakan untuk mencoba menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam praktik pertanian sehari-hari. Para petani antusias mengikuti demonstrasi pembuatan pestisida nabati dan POC, serta langsung mempraktikkan teknik aplikasinya. Penyuluh Pertanian Lapangan yang mendampingi kegiatan ini menekankan pentingnya transisi menuju pertanian berkelanjutan yang tidak hanya produktif tetapi juga ramah lingkungan. "Program seperti ini sangat membantu petani mengurangi ketergantungan pada input kimia sintetis sambil tetap mempertahankan produktivitas," ujar Ibu Feni PPL setempat.

Tim KKN Kolaboratif 184 berharap dengan diadakan sosialisasi pembuatan pupuk organik pestisida nabati limbah kulit bawang merah dan daun pepaya juga POC (pupuk organik cair) ekstrak daun lamtoro bisa menjadi pupuk alternatif jika terjadi pengurangan jumlah subsidi pupuk, selain itu untuk mengurangi penggunaan bahan kimia yang dapat merusak tanah dan di harapkan bisa meningkatkan kualitas tanaman tembakau dengan pupuk yang lebih ramah lingkungan untuk penggunaan jangka panjang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun