Probolinggo - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Panca Marga Probolinggo yang ditempatkan di Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok, memulai program kerja yang berfokus pada pemetaan potensi wilayah. Program ini menjadi salah satu bentuk nyata pengabdian mahasiswa kepada masyarakat sekaligus upaya mendukung pemerintah kelurahan dalam memperkenalkan kekayaan lokal yang ada.
Kegiatan pemetaan potensi ini mendapat dukungan penuh dari Lurah Jrebeng Lor, Mas Arik. Dalam arahannya, ia menyampaikan bahwa Jrebeng Lor menyimpan banyak potensi, mulai dari sektor pertanian, usaha kecil dan menengah, hingga kampung tematik yang dikelola oleh warga. Semua potensi tersebut, menurutnya, perlu ditata dan dipublikasikan secara lebih terstruktur agar tidak hanya dikenal masyarakat setempat, tetapi juga dapat menarik perhatian masyarakat luar.
"Potensi Jrebeng Lor ini sangat beragam. Ada usaha mikro, ada produk unggulan warga, bahkan kampung tematik yang bisa menjadi daya tarik tersendiri. Kalau semua itu terpetakan dengan baik, masyarakat luar bisa lebih mudah mengenal Jrebeng Lor. Karena itu kami mengapresiasi peran mahasiswa KKN yang membantu membuat peta potensi ini," ujar Mas Arik Fajeri Zunaidi S,H M,H NLP (Lurah Jrebeng Lor).
Mahasiswa KKN kemudian bergerak melakukan pendataan lapangan. Mereka mendatangi kampung-kampung tematik, berdialog dengan masyarakat, serta mengumpulkan informasi detail terkait potensi yang ada. Data tersebut tidak hanya berupa catatan, tetapi juga akan divisualisasikan dalam bentuk peta potensi yang menarik, informatif, dan mudah dipahami.
Beberapa potensi utama yang menjadi perhatian mahasiswa KKN antara lain adalah Kampung Asri, yang dikenal dengan taman kuliner dan kebun anggurnya. Kampung ini tidak hanya menjadi tempat rekreasi warga sekitar, tetapi juga memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata kuliner lokal.
Kemudian ada Kampung Ramah Anak, sebuah kawasan yang menonjolkan fasilitas pendidikan dan kesehatan untuk anak-anak. Identitas ini sejalan dengan komitmen pemerintah dan masyarakat setempat untuk menjadikan Jrebeng Lor sebagai lingkungan yang mendukung tumbuh kembang generasi muda.
Selanjutnya, mahasiswa juga mendata Kampung Rengginang, yang sudah lama dikenal sebagai sentra produksi makanan tradisional rengginang. Produk ini bukan hanya menjadi kebanggaan warga, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan apabila dipasarkan lebih luas.
Potensi lain yang tidak kalah penting adalah Kampung Madu. Di kawasan ini, warga mengembangkan peternakan lebah, memproduksi madu, sekaligus menjual berbagai produk olahan. Selain itu, terdapat pula penjual bonsai serta komunitas tani yang tumbuh seiring dominasi lahan pertanian di wilayah tersebut.
Semua data tersebut telah dirangkum mahasiswa dalam peta potensi Jrebeng Lor. Harapannya, peta ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan promosi, media edukasi, sekaligus acuan perencanaan pembangunan wilayah ke depan. Mahasiswa KKN menilai, dengan adanya peta potensi, setiap kekuatan lokal dapat lebih terarah pemanfaatannya, sehingga masyarakat bisa memperoleh manfaat ekonomi maupun sosial yang lebih besar.