Mohon tunggu...
KKN DR Kelompok 122
KKN DR Kelompok 122 Mohon Tunggu... Penulis - KKN DR Kelompok 122 UINSU

Kelompok 122 KKN DR UINSU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid

16 Agustus 2020   13:15 Diperbarui: 16 Agustus 2020   13:27 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENULIS: 
NURJANNAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

Pada awal tahun 2020, seluruh dunia diguncangkan oleh suatu virus yang mematikan. Virus itu bernama corona. Virus corona menyerang system pernaasan manusia. Virus ini tergolong dapat mematikan atau menyebabkan luka permanen pada paru-paru manusia yang sudah terinfeksi. ciri-ciri umum gejala penyakit virus corona ini yaitu demam, batuk, flu, sesak nafas dalam waktu yang cukup lama. 

Wabah corona yang telah melanda seluruh dunia memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan. Untuk menghindari virus tersebut pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yaitu dengan melarang orang-orang berkerumunan, melakukan kontak sosial secara langsung, pembatasan sosial (social distancing), pembatasan jarak fisik (physical distancing). Tujuannya adalah untuk mengurangi dan memutuskan rantai penyebaran covid-19, memakai masker dan selalu mencuci tangan serta menjaga kebersihan.  Akibatnya pemerintah telah melarang seluruh lembaga pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, dan pemerintah telah menyelenggarakan pembelajaran secara online (daring) atau disebut dengan Pembelaaran Jarak Jauh (PJJ).

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran formal yang dimana siswa tidak perlu bertatap muka langsung dengan guru. Pembelajaran jarak jauh bertujuan untuk memenuhi standard pendidikan melalui pemanfaatan Teknologi Informasi. Pembelajaran ini bisa menggunakan media seperti handphone, laptop, dan lain-lain. Aplikasi yang bisa digunakan seperti WhatsApp Group, Telegram, Zoom, Google Clashroom, dan masih banyak lagi. Dengan adanya teknologi informasi ini diharapkan pembelajaran bisa berjalan dengan baik karena masyarakat Indonesia mayoritas sudah menggunakan internet dan sosial media. 

Dengan dilakukannya pembelajaran daring ini diperlukan kerja sama antara guru dan orang tua. Orang tua harus bisa membimbing anak-anaknya selama pembelajaran jarak jauh. anak-anak harus selalu di awasi saat menggunakan internet, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan Kemudian orang tua dituntut untuk bisa menggunakan teknologi informasi, karena selama pembelajaran daring semua informasi akan disampaikan melalui aplikasi yang digunakan oleh gurunya. Hal ini yang menjadi hambatan karena tidak semua orang tua siswa bisa menggunakan teknologi informasi. Masalah signal juga, tidak semua siswa berada di lokasi yang mendapatkan signal internet. Disinilah orang tua memiliki tantangan tersendiri agar anaknya tetap bisa belajar dengan baik selama pandemi covid-19 terjadi.

Banyak orang tua yang mengeluh dengan adanya pembelajaran jarak jauh ini, karena semua orang tua maupun guru menginginkan pembelajaran dilaksanakan seperti biasanya yaitu bertatap muka langsung, belajar di kelas langsung. Namun agar pendidikan tetap berjalan dan terlaksana, mau tidak mau pembelajaran daring ini tetap harus dilaksanakan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Nadiem Makarim) mengatakan metode pembelajaran jarak jauh nantinya bisa diterapkan secara permanen seusai pandemi Covid-19. Beliau juga mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi ini akan memberikan kesempatan bagi sekolah melakukan berbagai macam modeling kegiatan belajar. "kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam eisiensi dan teknologi dengan software dengan aplikasi dan memberikan kesempatan bagi guru-guru dan kepala sekolah dan murid-murid untuk melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system itu potensinya sangat besar,"tuturnya.

Menurut penulis, kebijakan tersebut tentu menjadi tantangan yang sangat besar bagi guru, orang tua maupun murid. Karena banyak sekali hambatan yang akan dihadapi. Belum lagi banyak perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan dan tentu akan mengganggu dari segi ekonomi masyarakat. Pembelajaran jarak jauh ini memerlukan koneksi internet dan untuk mendapatkan koneksi internet tersebut dibutuhkan kuota. Banyak orang tua yang mengeluh karena untuk membagi antara biaya sandang dan pangan sehari-hari ditambah lagi biaya kuota yang tidak sedikit. 

Keberhasilan belajar peserta didik tentu di pengaruhi oleh cara belajar siswa itu sendiri. Ada siswa yang dalam memahami pembelajaran harus dengan praktik secara langsung, harus di jelaskan secara detail, dan sebagainya. Karena setiap peserta didik itu memiliki karakter berbeda-beda dalam menyerap pembelajaran. Jadi untuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara permanen tentu akan memberatkan siswa dalam mendapatkan hasil pembelajaran yang baik.

Penulis berharap bahwa kebijakan tersebut bisa di runding kembali dan pemerintah membuat kebiakan yang baik dan tepat. Semoga wabah covid-19 ini cepat hilang dan berakhir agar pendidikan dapat berjalan dengan efektif dan baik.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca..

Terima kasih.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun