Mohon tunggu...
kkndesasayoang
kkndesasayoang Mohon Tunggu... Universitas Jember

KKN KOLABORATIF 3T HALMAHERA SELATAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Briket Arang Kelapa untuk Masa Depan Desa: Optimalisasi Rumah Inovasi Teknologi Inovasi Desa (RITD) Sayoang, Halmahera Selatan

25 Agustus 2025   00:26 Diperbarui: 25 Agustus 2025   00:26 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RITD Briket Desa Sayoang (Dok. Yolinda Deliana)

Desa Sayoang, Halmahera Selatan — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember mendorong pemanfaatan Rumah Inovasi Teknologi Desa (RITD) sebagai pusat produksi briket arang dari tempurung kelapa. Inisiatif ini menjadi upaya konkret dalam mengolah limbah kelapa yang banyak tersedia di sekitar Desa Sayoang, sekaligus menyediakan sumber energi alternatif yang lebih hemat dan ramah lingkungan bagi warga. Program penguatan fungsi RITD tersebut berlangsung dari akhir bulan Juli hingga akhir bulan Agustus 2025.

RITD Desa Sayoang dikembangkan sebagai pusat produksi briket arang kelapa dengan penerapan teknologi tepat guna. Mengingat ketersediaan limbah tempurung kelapa yang melimpah di kawasan pesisir, keberadaan RITD menjadi terobosan dalam mengubah bahan lokal tersebut menjadi sumber energi alternatif yang hemat sekaligus bernilai ekonomi. Melalui program KKN, mahasiswa Universitas Jember berfokus pada peningkatan kinerja sistem produksi yang telah berjalan, antara lain dengan memperbaiki alur kerja, menyusun panduan visual (SOP), memberikan pelatihan bagi operator, serta memperkuat kapasitas peralatan dan dokumentasi. Upaya ini ditujukan agar proses produksi lebih terjamin keamanannya, konsisten, dan dapat dioperasikan secara mandiri oleh masyarakat desa.

Pembuatan Briket bersama Masyarakat Desa Sayoang (Dok. Yolinda Deliana)
Pembuatan Briket bersama Masyarakat Desa Sayoang (Dok. Yolinda Deliana)

Optimalisasi ini tidak hanya berdampak pada efisiensi energi rumah tangga, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Briket arang kelapa yang dihasilkan memiliki nilai jual tinggi dan potensi ekspor, menjadikannya sumber pendapatan tambahan bagi petani dan kelompok usaha desa. Pelatihan operator RITD dan pendampingan teknis juga dilakukan agar produksi dapat berkelanjutan dan dikelola mandiri oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Hayoanga Marahai.

“Kami berharap RITD ini tidak hanya menjadi tempat produksi, tapi juga ruang belajar dan inovasi bagi warga,” ujar salah satu mahasiswa KKN. Rencana jangka panjang, tim KKN bersama mitra desa melakukan pengembangan branding produk dan perluasan pasar.

Briket Hasil Produksi RITD Desa Sayoang (Dok. Yolinda Deliana)
Briket Hasil Produksi RITD Desa Sayoang (Dok. Yolinda Deliana)

Dengan semangat gotong royong dan teknologi yang tepat, RITD Desa Sayoang kini menjadi contoh nyata bagaimana inovasi lokal dapat menjawab tantangan energi sekaligus memberdayakan masyarakat dari dasar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun