Mohon tunggu...
Fahrul Rozi
Fahrul Rozi Mohon Tunggu... Ketua LDK Al- Izzah UIN SU

Mencoba untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dea, Jiehan, Anggi dan Attihiyah ajak Siswa Bandar Malela Bangga Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar

21 September 2025   23:05 Diperbarui: 21 September 2025   22:54 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan sosialisasi bahasa Indonesia di SD desa Bandar Malela (sumber: mahasiswa UIN SU KKN bandar Malela)

Bandar Malela -- Bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga identitas bangsa yang harus dijaga bersama. Kesadaran inilah yang dibawa oleh empat mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) program studi Tadris Bahasa Indonesia---Dea Octavia, Jiehan, Anggi, dan Atthiya---saat melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bandar Malela.

Bertempat di kelas 4 SDN Bandar Malela, mereka menggelar penyuluhan bertema "Pentingnya Menjaga Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar." Kegiatan ini berlangsung interaktif, di mana para mahasiswi tidak hanya memberi penjelasan, tetapi juga mengajak siswa untuk berdialog dan mencoba menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah yang tepat.

Dalam pemaparan, Dea menjelaskan bahwa bahasa yang baik berarti digunakan sesuai situasi dan kondisi. "Kalau berbicara dengan guru tentu beda dengan teman sebaya. Bahasa yang baik itu tahu kapan harus formal, kapan bisa santai," ujarnya. Sementara itu, Jiehan menambahkan bahwa bahasa yang benar berkaitan langsung dengan aturan, seperti ejaan, tanda baca, dan tata bahasa baku.

Kegiatan Sosialisasi Bahasa Indonesia di SD Bandar Malela (Sumber: Mahasiswa UIN SU KKN di Bandar Malela)
Kegiatan Sosialisasi Bahasa Indonesia di SD Bandar Malela (Sumber: Mahasiswa UIN SU KKN di Bandar Malela)

Para siswa juga diajak mengenali ciri-ciri bahasa yang baik---mudah dipahami, santun, sesuai situasi---dan bahasa yang benar---taat pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), pilihan kata yang tepat, serta menghindari campuran bahasa yang tidak perlu. Untuk membuat suasana hidup, Anggi dan Atthiya memberikan contoh konkret melalui permainan kata dan latihan menulis singkat yang membuat siswa antusias.

Kegiatan ini tidak hanya memberi pemahaman, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia. Para mahasiswi menekankan bahwa menjaga bahasa berarti menjaga jati diri bangsa. "Kalau kita bangga berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, sama artinya kita bangga pada bangsa kita sendiri," tegas Atthiya.

Guru pendamping menilai penyuluhan ini penting karena anak-anak sejak dini perlu diarahkan untuk berbahasa sesuai kaidah. Dengan begitu, mereka terbiasa berkomunikasi yang santun, jelas, dan berkarakter.

Kegiatan sederhana namun bermakna ini menjadi bukti bahwa generasi muda bisa menjadi motor penggerak pelestarian bahasa Indonesia. Harapannya, pesan ini terus menginspirasi siswa untuk menjaga bahasa Indonesia di setiap kesempatan---baik di sekolah, rumah, maupun lingkungan sekitar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun