Kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia masih sangat memprihatinkan sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Kesehatan gigi dan mulut sering tidak menjadi prioritas bagi sebagian orang, kenyataannya gigi dan mulut merupakan "gerbang" masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menganggu kesehatan organ tubuh lainnya. Oleh karena itu, kesehatan gigi dan mulut di Indonesia perlu diperhatikan, karena penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi yang dikeluhkan oleh masyarakat.
Penyakit gigi dan mulut yang terbanyak di derita masyarakat bahkan anak-anak yaitu penyakit karies gigi. Pada anak usia sekolah, kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Anak usia sekolah khususnya anak sekolah dasar adalah satu kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya anak-anak tersebut masih mempunyai perilaku atau kebiasaan yang kurang menunjang terhadap kesehatan gigi. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.
Angka kejadian dari gigi berlubang (karies gigi) masih sangat tinggi terutama pada anak-anak. Hampir 90% anak – anak usia sekolah di seluruh dunia menderita karies gigi. Sementara itu, menurut Centers of Control Disease Prevention (CDC, 2013), meskipun karies gigi merupakan penyakit yang harus bisa dicegah akan tetapi tetap menjadi penyakit kronis yang sering terjadi pada anak usia 6-11 tahun (25%) serta remaja usia 12-19 tahun (59%).
Setelah melihat tingkat penyakit karies gigi yang terus meningkat khususnya di Indonesia, Mahasiswa Belajar Kampus Merdeka (MBKM) BKP Membangun Desa (MD) Universitas Negeri Malang menyelenggarakan penyuluhan terkait kesehatan gigi dan mulut. Salah satu program kerjanya yang dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2022 bertempat di SD Negeri 2 Tunjungtirto desa Tunjungtirto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Target pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ini adalah siswa-siswi kelas 4 dan 6 SD Negeri 2 Tunjungtirto. Pemaparan materi disampaikan secara singkat dengan durasi kurang lebih 30 menit hal ini dimaksudkan agar para siswa-siswi tidak merasa bosan dan memperhatikan dengan baik.
Selama kegiatan berlangsung para siswa-siswi terpantau sangat antusias dan kondusif serta aktif dalam mendengarkan dan mengikuti setiap rangkaian kegiatan. Pada penyuluhan ini juga ada sesi ice breaking dan sesi tanya jawab selama kurang lebih 15 menit. Pada sesi tanya jawab setiap siswa-siswi yang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan akan diberikan hadiah atas keberanian mereka sudah mau bertanya dan bisa menjawab pertanyaan.
Kegiatan penyuluhan terkait kesehatan gigi dan mulut yang dilaksakanan di SD Negeri 2 Tunjungtirto ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah ilmu pengetahuan serta untuk pencegahan penyakit karies gigi terkait dengan kesehatan gigi dan mulut.
Kontributor: Zahra Ifada 'Ulia Azhar
