Mohon tunggu...
KKN RDR77
KKN RDR77 Mohon Tunggu... Freelancer - KKN RDR 77 UIN Walisongo

Media Publikasi kegiatan Kelompok 18 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang Kunjungi UMKM Pengrajin Kipas Khas Kaligelang

17 November 2021   07:54 Diperbarui: 17 November 2021   07:58 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa KKN RDR-77 yaitu Hanifah Cindyluthfizah anggota kelompok 18 mengunjungi UMKM yang berada di desa Kaligelang. Desa Kaligelang di kenal dengan penghasil kerajinan mainan anak-anak salah satunya yakni kipas kertas. Desa Kaligelang merupakan desa di kecamatan Taman, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Kaligelang memiliki beberapa dusun di antaranya Tembara, Kaligawe, Buaran, Mbroyi, Danayasa.

Kegiatan kunjungan UMKM kipas kertas dilaksanakan pada Minggu, 14 November 2021. Dalam kegiatan kunjungan UMKM, penulis ikut membantu dalam proses pembuatan kipas kertas dari awal pembuatan sampai packing. Kipas kertas merupakan hasil dari pengrajin tangan yang terbuat dari limbah kertas foto copy. Di dusun Kaligawe masih banyak yang menekuni kerajinan kipas kertas dan sebagai pekerjaan sehari-hari. Namun yang masih bertahan mayoritas orang tua karena tidak ada generasi penerusnya.

Penulis mewawancarai salah satu pengrajin tangan kipas kertas yang berada di desa Kaligelang tepatnya di dusun Kaligawe yang masih menggeluti UMKM rumahan tersebut yaitu Liyarsih yang di kenal dengan Iyar. Beliau menekuni kipas kertas bersama suaminya sudah puluhan tahun. Menurut bu Iyar perlu adanya pelestarian mainan tradisional anak-anak melihat anak-anak zaman sekarang sudah jarang menggunakan mainan tradisional dan lebih tertarik pada gadget. Di era sekarang dengan adanya kecanggihan teknologi menjadikan kipas kertas tergantikan oleh kipas angin portable. Namun, kipas kertas mampu bersaing dengan kipas angin portable tersebut.

Proses pembuatan kipas kertas membutuhkan waktu kurang lebih 10 hari dalam pengerjaannya, karena melihat cuaca sekarang musim hujan jadi mengakibatkan terhambatnya dalam proses pembatikan yang membutuhkan sinar matahari untuk menjemur hasil batikan. Mengenai pemasaran kipas kertas yaitu dari tangan ke tangan. Bu Iyar setiap pengiriman 2 karung dan perkarung berisi 100 kodi. Harga perkodinya yaitu Rp 3.300 rupiah. Namun untuk pengiriman tidak menentu waktunya, karena tergantung dari permintaan dan kelarisan dari penjualan kipas kertas tersebut.

Penulis : Hanifah Cindyluthfizah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun