Desa Jarum, sebuah desa kecil di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, dikenal sebagai pusat kerajinan batik tulis yang kaya akan tradisi dan budaya. Pada tanggal 19 Juli 2025, desa ini menjadi saksi sebuah kegiatan menarik dan bermanfaat, yaitu program kerja Kuliah Kerja Nyata Tematik Interdisipliner Berbasis Umum (KKN T IDBU) dari Tim 2 Universitas Diponegoro (Undip) Kelompok 1. Program ini mengangkat tema "Peningkatan Higiene Sanitasi untuk Meningkatkan Promosi Budaya K3" yang diselenggarakan di tempat bersejarah Joglo Omah Batik Purwanti.
Lebih dari 30 peserta yang merupakan pemilik dan pengrajin batik di Desa Jarum berkumpul dengan antusias untuk belajar dan berdiskusi. Acara ini bukan sekadar pelatihan biasa, tapi sebuah upaya nyata dalam mengintegrasikan nilai-nilai kebersihan, kesehatan, dan keselamatan kerja yang dikenal dengan budaya K3 ke dalam proses pembuatan batik. Harapannya, selain menjaga kesehatan para pengrajin, nilai-nilai ini juga akan menjadi daya tarik tambahan yang meningkatkan kualitas dan citra produk batik lokal di mata konsumen.
Di bawah atap Joglo Omah Batik Purwanti yang memancarkan nuansa tradisional, suasana serius tapi hangat melingkupi para peserta. Prof. Dr. Yuliana Setyaningsih, SKM, M.Kes dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip hadir sebagai narasumber utama. Dengan pengalaman luasnya, beliau mengupas tuntas pentingnya menjaga higiene dan sanitasi dalam lingkungan kerja kerajinan batik.
"Budaya K3 bukan hanya soal aturan yang membosankan," ujar Prof. Yuliana dengan senyum hangat. "Ini adalah pondasi agar proses produksi batik kita tidak hanya indah secara visual tapi juga sehat dan ramah lingkungan. Konsumen kini semakin cerdas dan mulai peduli dengan bagaimana produk itu dibuat, sehingga penerapan standar higiene bisa jadi nilai jual tersendiri."Penjelasan beliau membuka wawasan baru bagi para peserta yang selama ini fokus pada seni batik, sehingga mulai menyadari bahwa menjaga kebersihan dan keselamatan kerja juga krusial.
Testimoni Langsung dari Para Pemilik Batik
Dampak positif kegiatan ini sangat nyata bagi para pelaku usaha batik. Bu Plenis, pemilik Batik Putri Ayu dengan semangat menceritakan perubahannya setelah mengikuti pelatihan. "Sebelumnya, kami kurang memahami langkah-langkah hygiene yang tepat. Kini, kami mulai menerapkan cara kerja yang lebih bersih dan aman. Tidak hanya membuat pengrajin lebih sehat, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pembeli terhadap batik kami," katanya.
Begitu pula Bu Suratmi, pemilik Batik Putri Kawung, yang merasa terbuka pikirannya. "Selama ini fokus kami hanya pada motif dan pewarnaan. Namun ternyata, menjaga kesehatan pengrajin adalah kunci agar hasilnya optimal. Dari pelatihan ini, kami belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri."
Program ini memberikan peserta pengalaman langsung, tidak hanya teori di atas kertas. Simulasi mencuci tangan yang benar, penggunaan alat pelindung sederhana, serta tata cara pengelolaan limbah pewarna batik yang ramah lingkungan menjadi bagian dari sesi praktis. Diskusi interaktif dan tanya jawab membuat suasana semakin hidup dan penuh semangat belajar. Keberhasilan program KKN Tim 2 Undip ini diharapkan menjadi awal kemitraan yang lebih erat antara akademisi dan para pelaku batik di Desa Jarum. Kolaborasi ini tak hanya untuk membangun budaya K3, tetapi juga menjaga keberlangsungan serta mengangkat harum nama batik Klaten di pentas nasional bahkan internasional.
Kesimpulan
Program kerja KKN di Desa Jarum bukan sekadar pengajaran teknis, melainkan upaya membangun kesadaran bersama akan pentingnya higiene, sanitasi, dan budaya K3 dalam industri batik tulis. Dengan perjuangan ini, para pengrajin dapat bekerja dengan lebih aman dan nyaman, sementara produk batik mereka semakin dipercaya dan diminati oleh konsumen. Desa Jarum siap menjadi contoh sentra batik yang tidak hanya kaya seni, tapi juga sehat, ramah lingkungan, dan kompetitif di pasar global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI