Mohon tunggu...
KKN IDBU 2 UNDIP
KKN IDBU 2 UNDIP Mohon Tunggu... Kelompok 1

Halo kami dari Kelompok 1 KKN-T IDBU 2 Universitas Diponegoro 2025

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Budaya K3 Mendorong Pengrajin Batik di Jarum Jaga Higiene dan Sanitasi

14 Agustus 2025   21:10 Diperbarui: 14 Agustus 2025   21:10 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program Kerja KKN T IDBU Tim 2 Undip Kelompok 1 di Joglo Omah Batik Purwanti (Sumber: Dok. Pribadi)

Desa Jarum, sebuah desa kecil di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, dikenal sebagai pusat kerajinan batik tulis yang kaya akan tradisi dan budaya. Pada tanggal 19 Juli 2025, desa ini menjadi saksi sebuah kegiatan menarik dan bermanfaat, yaitu program kerja Kuliah Kerja Nyata Tematik Interdisipliner Berbasis Umum (KKN T IDBU) dari Tim 2 Universitas Diponegoro (Undip) Kelompok 1. Program ini mengangkat tema "Peningkatan Higiene Sanitasi untuk Meningkatkan Promosi Budaya K3" yang diselenggarakan di tempat bersejarah Joglo Omah Batik Purwanti.


Lebih dari 30 peserta yang merupakan pemilik dan pengrajin batik di Desa Jarum berkumpul dengan antusias untuk belajar dan berdiskusi. Acara ini bukan sekadar pelatihan biasa, tapi sebuah upaya nyata dalam mengintegrasikan nilai-nilai kebersihan, kesehatan, dan keselamatan kerja yang dikenal dengan budaya K3 ke dalam proses pembuatan batik. Harapannya, selain menjaga kesehatan para pengrajin, nilai-nilai ini juga akan menjadi daya tarik tambahan yang meningkatkan kualitas dan citra produk batik lokal di mata konsumen.

Prof. Dr. Yuliana Setyaningsih, SKM, M.Kes menerangkan materi terkait Higiene dan Sanitasi (Sumber: Dok. Pribadi)
Prof. Dr. Yuliana Setyaningsih, SKM, M.Kes menerangkan materi terkait Higiene dan Sanitasi (Sumber: Dok. Pribadi)
Sinergi Budaya dan Ilmu Kesehatan
Di bawah atap Joglo Omah Batik Purwanti yang memancarkan nuansa tradisional, suasana serius tapi hangat melingkupi para peserta. Prof. Dr. Yuliana Setyaningsih, SKM, M.Kes dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip hadir sebagai narasumber utama. Dengan pengalaman luasnya, beliau mengupas tuntas pentingnya menjaga higiene dan sanitasi dalam lingkungan kerja kerajinan batik.
"Budaya K3 bukan hanya soal aturan yang membosankan," ujar Prof. Yuliana dengan senyum hangat. "Ini adalah pondasi agar proses produksi batik kita tidak hanya indah secara visual tapi juga sehat dan ramah lingkungan. Konsumen kini semakin cerdas dan mulai peduli dengan bagaimana produk itu dibuat, sehingga penerapan standar higiene bisa jadi nilai jual tersendiri."Penjelasan beliau membuka wawasan baru bagi para peserta yang selama ini fokus pada seni batik, sehingga mulai menyadari bahwa menjaga kebersihan dan keselamatan kerja juga krusial.


Testimoni Langsung dari Para Pemilik Batik
Dampak positif kegiatan ini sangat nyata bagi para pelaku usaha batik. Bu Plenis, pemilik Batik Putri Ayu dengan semangat menceritakan perubahannya setelah mengikuti pelatihan. "Sebelumnya, kami kurang memahami langkah-langkah hygiene yang tepat. Kini, kami mulai menerapkan cara kerja yang lebih bersih dan aman. Tidak hanya membuat pengrajin lebih sehat, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pembeli terhadap batik kami," katanya.
Begitu pula Bu Suratmi, pemilik Batik Putri Kawung, yang merasa terbuka pikirannya. "Selama ini fokus kami hanya pada motif dan pewarnaan. Namun ternyata, menjaga kesehatan pengrajin adalah kunci agar hasilnya optimal. Dari pelatihan ini, kami belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri."

Para pengrajin batik memerhatikan materi dengan seksama (Sumber: Dok. Pribadi)
Para pengrajin batik memerhatikan materi dengan seksama (Sumber: Dok. Pribadi)
Langkah Nyata dan Harapan Masa Depan
Program ini memberikan peserta pengalaman langsung, tidak hanya teori di atas kertas. Simulasi mencuci tangan yang benar, penggunaan alat pelindung sederhana, serta tata cara pengelolaan limbah pewarna batik yang ramah lingkungan menjadi bagian dari sesi praktis. Diskusi interaktif dan tanya jawab membuat suasana semakin hidup dan penuh semangat belajar. Keberhasilan program KKN Tim 2 Undip ini diharapkan menjadi awal kemitraan yang lebih erat antara akademisi dan para pelaku batik di Desa Jarum. Kolaborasi ini tak hanya untuk membangun budaya K3, tetapi juga menjaga keberlangsungan serta mengangkat harum nama batik Klaten di pentas nasional bahkan internasional.


Kesimpulan
Program kerja KKN di Desa Jarum bukan sekadar pengajaran teknis, melainkan upaya membangun kesadaran bersama akan pentingnya higiene, sanitasi, dan budaya K3 dalam industri batik tulis. Dengan perjuangan ini, para pengrajin dapat bekerja dengan lebih aman dan nyaman, sementara produk batik mereka semakin dipercaya dan diminati oleh konsumen. Desa Jarum siap menjadi contoh sentra batik yang tidak hanya kaya seni, tapi juga sehat, ramah lingkungan, dan kompetitif di pasar global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun