Mohon tunggu...
soekito prawiroatmodjo
soekito prawiroatmodjo Mohon Tunggu... Administrasi - pribadi

lulusan ITB 1959 jurusan mesin pensiunan PNS

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Allah Telah Menciptakan Pernapasan Diafragma Sebagai Sistem Pacu Jantung Alami di Dalam Tubuh Manusia

26 Juli 2018   17:38 Diperbarui: 26 Juli 2018   18:04 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PERNAPASAN  DIAFRAGMA

Allah SWT menganugerahkanawal karunia-Nya kepada seorang bayi sesaat sesudah kelahirannya dengan bernapasdiafragma atau perut, yang kemudian berlangsung terus sepanjang hidupnya dan baru akan berakhir pada saat ajal menjemputnya.

Betapa tenangnya tampak seorang bayi, yang  tidur dengan pernapasan diafragma ini, dimana gerakan perutnya yang menggelembung seperti bola pantai kecil dan mengempis sewaktu menghembuskan napasnya.

Ini salah satu gerakan bawah sadar yang dimiliki bayi yang baru dilahirkan.

 

KEMBALI  KE PERNAPASAN DADA

Tidak diketahui dengan pasti, penyebab berubahnya pernafasan yang kita lakukan setelah kita dewasamenjadi pernafasan dada. Namun ada sebagian ilmuwan yang mempelajari hal ini dan memberikan hipotesa, bahwa seiring bertambahnya usia,bertambah pula berbagai permasalahan yang kita hadapi, sehingga emosi, stres dan depresi,mengarahkan kitasecara tidak sadarmelakukan pernafasan dada.

 

MANFAAT PERNAPASAN DIAFRAGMA

Mekanisme kontraksi o t o t  diafragmake arah bagian bawah, menjadikan rongga perut mengembang. Hal ini menimbulkan tekanan negatif dalam rongga dada yang menyebabkan udara "d i p a k s a"masuk dalam jumlah yang maksimal ke dalam paru-paru dan juga menyebabkan mengalirnya darah kembali (venous return) secara optimal menuju ke arah  j a n t u n g.

Joan Borysenko, Ph. D, seorang mantan pakar biologi sel kanker dan seorang pelopor sintesis medis baru yang disebut psikoneuroimunologi,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun