Usai latihan, Miura berendam di dalam air es (Cryotherapy). Sementara ketika musim kompetisi rehat, ia membawa pelatih pribadinya ke manapun ia pergi guna menjaga dan memastikan kondisi fisiknya tetap bugar.
"Miura sudah datang ke lapangan latihan dua jam sebelum pemain lain. Dia nyaris selalu pulang latihan paling akhir dari rekan-rekan setim," ujar kompatriotnya di klub, Ibba Lajab.
Dengan dedikasi dan kedisiplinan tinggi dalam menjaga level kebugaran fisiknya, Miura belum pernah melakoni prosedur operasi untuk cedera serius.
Bahkan, satu-satunya cedera fatal yang pernah ia alami adalah ketika hidungnya patah setelah berbenturan dengan kapten AC Milan ketika itu, Franco Baresi, dalam pertandingan debutnya bersama Genoa di Liga Italia musim 1994-95.
"Dia sangat prima dan keren. Gerak tubuhnya tentu tidak secepat dulu, tapi teknik dan sentuhannya masih ada.
"Dia sangat profesional hingga ke hal-hal detail. Menu makanannya, durasi tidurnya, kapan bangun, dan bagaimana dia pemanasan," tambah Lajab.
Miura adalah fenomena nyata bahwa usia memang hanyalah sebuah angka. Apabila masih ada hasrat yang kuat yang disertai dengan dedikasi dan kedisiplinan tinggi guna menjaga kebugaran fisik, siapapun mampu bermain di level tertinggi hingga berusia senja.
Teruslah bermain sampai kakimu tidak mampu lagi menopang hasratmu, King Kazu!