Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kazuyoshi "King Kazu" Miura, Usia Hanyalah Angka

3 Januari 2021   11:06 Diperbarui: 14 Januari 2021   04:33 2688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia Miura bahkan masih di atas pelatih Takasiro Shimotaira, 48 tahun. Kala ia mulai bermain pada 1986, sebagian besar rekan setimnya saat ini belum dilahirkan. Ia seakan tengah bermain dengan para pemain yang lebih pantas ia anggap anak.

Selain itu, ia juga menjadi pemain yang selalu tampil dalam lima dekade berbeda, yakni 1980, 1990, 2000, 2010, dan 2020. Sebuah prestasi yang sangat impresif. Hampir tidak ada yang mampu bertahan selama itu di level tertinggi kompetisi.

Sosok Miura kecil, yang ketika itu baru berusia 15 tahun, pernah ditanya oleh sang guru mengenai rencananya usai lulus sekolah. Satu-satunya jawaban yang ia berikan adalah, “Brazil!”

Ia sangat antusias dengan rencana itu sehingga tidak ada yang terkejut tatkala melihatnya hengkang ke Amerika Latin. Petualangan "liar" semacam itu belum pernah terdengar di Jepang pada eranya, tetapi Miura memiliki ide yang berbeda sekaligus sangat revolusioner.

Miura tidak pernah merasa dibatasi oleh fakta bahwa ketika itu status negaranya pada bidang sepak bola tergolong masih terbelakang. Bahkan, pada era itu status timnas Indonesia sebagai "Macan Asia" jauh lebih bergengsi dibanding Jepang. Hal yang tak menghentikan langkahnya untuk meraih mimpi.

Kazuyoshi Miura dalam angka. | Twitter @brfootball
Kazuyoshi Miura dalam angka. | Twitter @brfootball
Miura akhirnya benar-benar mendarat di Brazil pada tahun 1982. Sebuah klub kecil asal Kota Sao Paolo, CA Juventus, menjadi akademi pertamanya di sana.

Akan tetapi, asumsinya mengenai Brazil sebagai rumah "jogo bonito" seketika itu pula sirnah. Seorang diri di negeri asing, ia harus rela tidur di asrama yang kumuh. Apalagi, ia juga sempat menjadi objek ejekan rasis yang membuat Miura ingin pulang kampung.

Alih-alih menyerah, ia pergi ke tim yang lebih kecil, XV de Jau, di mana ia berhasil memikat perhatian Santos. Ia akhirnya memperoleh kontrak profesional dari mantan klub legenda Brazil, Pele, pada 1986. Masih pada tahun yang sama, ia sukses menjalani debut profesional saat menginjak usia 19 tahun. 

Seandainya saja ia menyerah ketika itu, mungkin Miura tidak akan bisa sehebat dirinya saat ini. Ia memiliki kepribadian yang sangat membumi, yang membuat dirinya begitu dicintai publik Jepang.

Miura juga tercatat pernah berkarier di Eropa saat membela Genoa dan Dinamo Zagreb meski belum mampu menorehkan rekor positif. Petualangannya dengan dua tim itu pun berlangsung singkat.

Meski demikian, kariernya di Jepang bisa dikatakan sangat gemilang. Pemain asal Sizhouka itu pulang kampung pada 1990 sebagai superstar. Ia menjadi pesepak bola perdana yang meraih trofi pemain terbaik J-League pada 1993.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun