Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mesut Ozil, Antara Tragedi dan Komedi

25 Oktober 2020   20:37 Diperbarui: 26 Oktober 2020   15:12 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesut Ozil sedang menyaksikan timnya berlaga di kandang Southampton, St. Mary's Stadium. Ia tidak dimainkan oleh Arteta kala itu dan hanya duduk di tribun dengan payungnya (25/06/20). | thesun.co.uk

Namun, grafik berikut mengungkapkan sebuah paradoks mengenai perannya dalam 2 musim terakhir. Ozil bermain jauh lebih ke dalam dari sebelumnya.

Grafik heat map Mesut Ozil menunjukkan usahanya melakukan track back dan bermain lebih ke dalam di dua musim terakhir | skysports.com
Grafik heat map Mesut Ozil menunjukkan usahanya melakukan track back dan bermain lebih ke dalam di dua musim terakhir | skysports.com
Grafik di atas menunjukkan Ozil sering melakukan track back. Selain itu, ia juga aktif bergerak dengan cakupan area yang lebih luas. Ia berusaha untuk melibatkan diri dalam permainan sebanyak mungkin, termasuk dalam hal bertahan.

Sebagai imbasnya, kreativitas Ozil dalam membuat asis dan menciptakan peluang untuk rekannya akan berkurang karena ia tidak bermain dalam peran terbaiknya, yakni sebagai pemain Nomor 10.

Analisis itu membuktikan penurunan performa Ozil dalam beberapa musim terakhir disebabkan karena peran yang dibebankan kepada dirinya oleh sang manajer. Artinya, kegagalan Ozil juga merupakan kegagalan sang manajer.

Statusnya sebagai pemain bintang yang dibeli dari Real Madrid dan fakta bahwa ia pernah membawa Jerman meriah gelar juara Piala Dunia (2014) tidak semerta-merta mengubah pandangan Arteta.

Dapat memenangkan Piala Dunia bukan hal yang sepele. Bahkan dua makhluk ekstra-terestrial dalam jagat sepak bola, Messi dan Ronaldo, rela menukar semua Ballon d'Or mereka untuk sebuah trofi Piala Dunia. Catatan prestasi yang telah diraih Ozil, tetapi urung mereka raih.

Kepindahan Ozil ke Arsenal merupakan keputusan terburuk dalam hidupnya dan ia membayar konsekuensi dari pilihannya itu hari ini. Hal itu tentu tidak baik untuk kesehatan kaki kirinya yang brilian.

Di balik tragedi tersebut, setidaknya Ozil masih bisa tidur nyenyak dan menyadari bahwa trofi Piala Dunia yang diraihnya tersebut merupakan impian bagi jajaran pemain terbaik dalam sejarah sepak bola.

Dan keesokan harinya, ia bisa berenang di kolam renang yang dipenuhi dengan uang jutaan poundsterling tanpa harus berkeringat sembari menunggu bursa transfer Januari kembali dibuka.

Arsenal bukan akhir dari segalanya. Para pemain jebolan Meriam London seperti Samir Nasri, Robin van Persie, Wojciech Szczesny, Cesc Fabregas, Ashley Cole, serta Serge Gnabry dapat membuktikan diri dan meraih kesuksesan bersama klub barunya usai meninggalkan The Stepping Stone FC (ejekan dari Arsenal).

Kelak Ozil akan bertransformasi menjadi sosok Joker yang lantas menertawakan mantan klubnya saat ia menjadi pemain kunci dan sukses meraih trofi di klub lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun