Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diktator Fasis di Balik Sukses Real Madrid

22 Juni 2020   18:57 Diperbarui: 22 Juni 2020   18:53 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fransisco Franco | theamericanconservative.com

Siapa yang mampu menyaingi raihan 13 gelar Liga Champions (UCL) Real Madrid? Pesaing terdekatnya, AC Milan dan Liverpool, masing-masing hanya mampu mengoleksi 7 dan 6 gelar serupa.

Klub berjuluk Los Blancos itu juga telah memenangi 7 Piala Dunia Antar Klub, 4 Piala Super Eropa, 2 Piala UEFA, 33 gelar La Liga serta sejumlah gelar minor lainnya.

Bergelimangnya gelar, terlebih di kancah Eropa, serta pundi-pundi uang yang tak terbatas menjadi magnet tersendiri bagi pemain-pemain bintang untuk merapat.

Namun siapa sangka, di balik gelar melimpah mantan klub Cristiano Ronaldo tersebut ada peran dari seorang diktator kejam yang pernah berkuasa selama lebih dari 3 dekade di negeri Matador.

Jenderal Franco. Ia terlahir pada 4 Desember 1892 dengan nama Francisco Paulino Hermenegildo Teodulo Franco Bahamonde, di kota Ferrol, sebuah kota pesisir dekat dengan markas Angkatan Laut El Ferrol Spanyol.

Franco sudah sangat akrab dengan dunia militer sedari kecil. Selama enam generasi, para leluhurnya telah mengabdi kepada Angkatan Laut Spanyol, termasuk ayahnya, Nicolas Franco Salgado.

Awalnya ia bercita-cita menjadi seorang marinir layaknya sang ayah. Akibat pembatasan anggaran dan perekrutan untuk posisi Angkatan Laut, ia terpaksa bergabung dengan Angkatan Darat.

Pada tahun 1907, di usianya yang masih sangat belia, 14 tahun, ia mendaftar ke Akademi Infanteri di Toledo dan lulus 3 tahun berselang dengan pangkat Letnan Dua.

Karier militer Franco terbilang sangat moncer. Dua tahun kemudian, tepatnya pada Juni 1912, ia dipromosikan menjadi Letnan Pertama. Berkat peranannya dalam beberapa peperangan, Franco kemudian dinobatkan menjadi kapten.

Ia sempat terluka parah akibat terkena tembakan dari musuh. Beruntung, ia masih selamat. Insiden itu pula yang membuat Franco dipromosikan menjadi seorang mayor pada akhir Februari 1917, saat ia masih berusia 24 tahun.

Naiknya Jenderal Franco sebagai supreme leader tak terlepas dari kemenangan kaum nasionalis atas kaum republikan di perang sipil yang berlangsung selama 30 tahun serta memakan banyak korban jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun