Mohon tunggu...
Reval ChristianSitorus
Reval ChristianSitorus Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis

Menulislah selagi engkau Muda

Selanjutnya

Tutup

Nature

Food Estate, Meninjau program Food Estate di Kalimantan Tengah, Sudah Tepatkah atau Belum?

5 Oktober 2020   14:37 Diperbarui: 5 Oktober 2020   14:41 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Food Estate dapat diartikan dengan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup bidang pertanian, perkebunan, bahkan peternakan yang berada pada suatu kawasan atau ruang lingkup tertentu. Food Estate juga dapat dikatakan sebagai konsep untuk menjaga ketahanan pangan dimana agar pada kondisi tertentu (krisis pangan), bahan pangan masih tersedia.

Belakangan ini, kembali juga ditemui berita-berita atau pun kabar yang menyatakan bahwa negara kita, Indonesia, akan melakukan pengembangan konsep food estate ini dibawah Kementrian Pertanian yang berkoordinasi dengan Kementrian PUPR dan Kementrian Pertahanan, serta pihak lainnya. 

Mengingat adanya peringatan yang diberikan Food Agriculture Organization (FAO) bahwa akan terjaadinya krisis pangan yang disebabkan oleh pandemik Covid 19 ini, maka food estate merupakan solusi untuk menjawab peringatan dari FAO tersebut yang diambil oleh Presiden Jokowi.

Pulau Kalimantan, tepat nya yang berada di kabupaten Kalimantan Tengah menjadi salah satu tempat untuk melakukan food estate ini. Kalimantan tengah ini sendiri berbatasan dengan provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur disebelah Utara, disebelah Selatan berbatasan dengan laut jawa, disebelah timur nya berbatasan dengan provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Kepala Biro humas dan informasi publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, menjelaskan bahwa program food estate ini merupakan arahan langsung dari presiden jokowi, dimana program food estate ini berbeda dengan program rice estate (pengembangan padi), food estate ini juga akan berfokus pada pengembangan tanaman hortikultura, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan di tempat yang tersedia. 

Jadi pada dasarnya program ini tidaklah hanya terpaku akan kesediaan bahan pangan seperti Padi, tapi tanaman hortikultura juga terdapat didalamnya. Tahun ini akan dimulai dengan pengembangan lahan intensifikasi seluas 30 ribu hektar yang tersebar 20 ribu hektar di kabupaten Kapuas dan 10 ribu hektar di kabupaten pulang pisau.

Wamen Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong menyatakan dalam penjelasannya pada salah satu media, "Kontur lahannya sebagian besar tanah mineral dan gambut tipis atau ketebalannya kurang dari 100 cm.  Sisanya memang utk konservasi , itu didaerah daerah gambut dalam. Hanya saja semenjak tahun 1995 tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga kerap terjadinya kebakaran.

Di wilayah selatan kabupaten Kalteng ini, tanahnya didominasi atas tanah datar yang berawa rawa dan sebagian dipengaruhi oleh gerak pasang surut. Diwilayah inilah pengembangan lahan persawahan akan dikembangkan secara lanjut yang berpusat di daerah Kapuas dan sekitarnya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jumlah Penduduk provinsi kalimantan tengah yaitu 2 769 156 jiwa dimana angka Pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II tahun 2020 Provinsi Kalimantan Tengah yaitu -3,15 % , dengan persentase penduduk miskin (Maret 2020) yaitu 4,82 %, dan dengan tingkat pengangguran terbuka (Februari 2020) yaitu 3,39. 

Berdasarkan data dengan jumlah penduduk 2,7 juta jiwa dan angka pertumbuhan ekonominya masih menembus angka minus artiannya belum terjadi pertumbuhan ekonomi, sehingga menyebabkan adanya angka persentase penduduk miskin sebesar 4,82 %.  

Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kalimantan Tengah yaitu sebagai petani (termasuk usaha menebang kayu, mengumpulkan hasil hutan dan perikanan). Provinsi Kalimantan Tengah ini sebenarnya mempunyai potensi yang cukup besar dibidang pertanian, namun masih memiliki banyak usaha perbaikan seperti : usaha perbaikan sistem pengairan, perluasan areal persawahan, keahlian dari sumber daya manusia, hingga pada sarana transportasi pun perlu menjadi hal yang disorot dalam peningkatan produktivitas pertaniannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun