Mohon tunggu...
Nuri_Nurzikri
Nuri_Nurzikri Mohon Tunggu... Jurnalis - travelers, Motorist, Citizen Journalist

Aku sudah banyak merasakan kepahitan dalam hidupku. dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia-Ali bin abuThalib.ra

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menjaring Matahari Menghalau Kegelapan Memangkas Pengeluaran Mimpi para Penggiat Panel Surya

9 November 2021   21:22 Diperbarui: 9 November 2021   22:02 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo dari pexels-los-muertos-crew-8853505

.....dan Dia menundukan malam dan siang, Matahari dan bulan untukmu.....

(An Nahl)

Indonesia jamrud khatulistiwa negeri kaya yang masyarakatnya diberikan keberkahan oleh Tuhan sang pencipta, baik itu berkah bumi  maupun dari langit. Dengan hamparan bumi yang terdiri dari gunung --gunung serta lautan menyodorkan pilihan pada warga bangsa untuk mengolah bumi menurut pilihan serta kemampuan yang dimiliki. 

Hamparan bumi Indonesia dipayungi berkah langit yang menyediakan periode dua musim. Matahari dan air yang masing-masing menopang memaksimalkan proses ekosistem memberikan kekayaan bumi yang dari dulu menjadi bancakan dan incaran imperialis dan penjajah yang berkahnya menjadikan pundi-pundi negeri  asing menjadi gemuk bahkan sampai saat ini.

Salah satu bentuk keberkahan negeri Indonesia adalah pancaran sinar matahari khatulistiwa yang rata-rata pancaran suryanya bisa mencapai 12 jam setiap hari sepanjang tahun. Berbeda dengan negeri-negeri dibelahan bumi lain sinar mataharinya dipengaruhi oleh 4 musim, Indonesia bisa menikmati potensi optimal energy bersih terbarukan dari matahari. Potensi Jutaan kilowat energy bersih bisa dijaring melalui panel surya  dan dapat melengkapi kebutuhan energy bangsa. Kementrian ESDM bahkan mencatatkan potensi energy surya Indonesia sebesar 4.8 KWh per M atau setara  112.000 GWp (Giga Watt Peak)

Tehnologi panel surya di Indonesia bukan hal baru. Tercatat  tahun 1997 Badan pengkajian dan penerapan tehnologi (BPPT) memulai pemasangan 80 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk lampu penerangan rumah di Desa Sukatani Jawa Barat. Bagaimana perkembangannya sekarang?

Menyimak  dari berbagai komunitas penggiat panel surya, tehnologi PLTS telah berkembang sedemikian pesat dengan variasi fungsi dan juga beragam kualitas komponen.  Para penggiat panel surya banyak membuat terobosan dalam penggunaan Panel Surya dan berhasil menghidupkan pasar lokal komponen PLTS semisal papan PhotoVoltaic atau disingkat PV, kemudian Solar Charger Controler atau disingkat SCC juga Baterai Solar Surya atau Aki dan terakhir Inverter atau konversi arus DC menjadi AC setara listrik PLN.

Skema Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap
Skema Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap

Disisi lain, banyak masyarakat awam yang tertarik dengan PLTS namun mundur teratur saat mengetahui Komponen PLTS ditebus dengan merogoh kocek yang tidak sedikit. Rata-rata masyarakat yang antusias dengan PLTS akhirnya mundur teratur setelah menyadari biaya investasinya tidak sedikit.

Salah seorang pegiat komunitas Panel Surya yang tergabung dalam komunitas Pengguna PLTS sebut saja Yadi memberikan keterangan terkait  banyaknya masyarakat awam yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap PLTS, namun tidak mengukur kebutuhan energy yang diperlukan dirumahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun