Menurut DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning adalah model pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman dan daya ingat, serta memberi pemahaman kepada siswa bahwa belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Huda juga berpendapat bahwa Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang mengkolaborasikan berbagai pengaruh positif dan interaksi dengan lingkungan belajar yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Siswa akan lebih mudah menerima pembelajaran jika materi dibawakan dengan cara yang menyenangkan dan lingkungan yang mendukung (Huda, 2013).
DePorter (Shoimin, 2014) berpendapat bahwa Quantum Learning memiliki langkah-langkah pembelajaran yang dikenal sebagai TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Langkah-langkah dalam proses pembelajaran ini dapat membantu guru dalam meningkatkan respon dan minat belajar siswa. Tumbuhkan, pada tahap ini guru akan memberitahu siswa manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari sehingga siswa menjadi tertarik untuk belajar. Alami, guru akan memberikan pengalaman secara langsung dalam belajar melalui praktik sehingga siswa akan bersemangat untuk mengikuti pelajaran  dan siswa dapat belajar untuk saling bekerjasama  dan menjadi lebih aktif . Namai, guru mengajak siswa untuk menamai apa saja yang telah mereka peroleh dari proses pembelajaran yang sudah berlangsung. Pada tahap demonstrasikan, setelah siswa  belajar, guru  memberi kesempatan kepada mereka untuk mendemonstrasikan kemampuannya di depan kelas, karena pada dasarnya siswa akan mampu mengingat dengan baik jika siswa itu mendengar, melihat dan melakukannya. Ulangi, agar siswa lebih paham atas apa yang kita ajarkan, maka kita review kembali apa yang telah mereka pelajari.
Namun dalam penerapannya , pembelajaran quantum masih memiliki kekurangan yaitu diperlukannya persiapan dan perencanaan yang sangat matang karena pembelajaran dengan model quantum learning harus nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Fasilitas yang digunakan sebagai  pendukung dalam proses pembelajaran dengan model quantum  tidak selalu tersedia dengan baik di semua sekolah. Model ini memerlukan keterampilan dan kekreatifan guru secara baik karena tanpa didukung hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif. Dalam model ini ada tahap rayakan untuk menghargai usaha  siswa, baik berupa tepuk tangan dan nyanyian  maka seringkali hal ini dapat mengganggu proses pembelajaran di kelas lain. Kekurangan-kekurangan tersebut jangan dijadikan sebagai sebuah penghalang namun bagaimana cara kita sebagai seorang pendidik agar kekurangan tersebut dapat kita tutupi. Agar pembelajaran quantum dapat berjalan sebagaimana mestinya dan menarik maka disamping harus memiliki pengetahuan, guru juga harus mempunyai keterampilan dan kekreatifan. Karena dengan dua hal tersebut maka seorang pendidik dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Daftar Pustaka
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2006. Quantum Learning: Membiaasakan Belajar Nyaman & Menyenangkan. Bandung: PT.Mizah Pustaka
Aris, Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : AR-RUZ Media