Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyebab, Gejala, dan Penanganan Autis

13 Oktober 2020   13:56 Diperbarui: 13 Oktober 2020   14:03 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Autis merupakan gangguan yang menghambat kemampuan komunikasi bicara, emosi, perilaku, dan ketrampilan motorik, keterlambatan perilaku yang meluas pada anak kendati tampak sehat-sehat saja. Anak autis terisolasi dari lingkungan dan hidup di dunianya sendiri. Tidak dapat bicara dengan normal, berkomunikasi,berhubungan dengan orang lain, dan belajar berinteraksi dengan seseorang.

Penyandang autis umumnya tidak mampu mengembangkan permainan kreatif dan imajinatif. Biasanya bentuk permainan yang tidak berubah atau berulang. Mereka membutuhkan rangsangan agar bisa mengembangkan daya kreatifitas dan imajinasinya untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dikter, ahli gizi, perawat, speech therapy, psioterapi, dan psikolog, bisa membantu pengembangannya.

Umumnya perkembangan awal menjukkan perkembangan yang sama dengan anak normal.Setelah menginjak usia 18-36 bulan tampak keterlambatannya.

Keluarga merasakan tiba-tiba anak-anak ini menolak berhubungan dengan orang lain terutama  keluarga.Penurunan ini diikuti menurunnya kemampuan bicara yang sebelumnya  didapatnya.

Autis pada anak dapat terjadi di semua tingkat sosial ekonomi, di setiap ras, dan di semua taraf intelegensi. Kalau terjadi kepada anak perempuan autis cenderung lebih berat.

Umumnya para ahli meyatakan autis adalah gangguan syaraf otak yang menghambat perkembangan bicara sehingga menyebabkan kemampuan berkomunikasi  dan bersosialisasi tidak berkembang secara normal. Tingkat gangguan sedang sampai berat umumnya muncul pada usia di bawah 3 tahun.

Hingga sekarang para ahli belum menentukan penyebab pasti mengapa seorang anak menjadi autis. Menurut beberapa ahli autis merupakan sindrom yang disebabkan berbagai faktor seperti :

1). Faktor Genetik.Kemungkinan adanya kromosom (ditemukan pada 5%-20%  penyandang autis) seperti kelainan kromosom yang disebut fragile - x.

2). Kelainan otak. Rusaknya atau berkurangnya jumlah sel syaraf yang disebut sel purkenye.

3). Kelainan Neurotransmitter. Disebabkan oleh impuls listrik antar sel alirannya terganggu. Neurotransmitter yang diduga yaitu serotinin ( kadarnya tinggi dalam darah sekitar 30% penyandang autis) dan dopamine( diperkirakan rendah kadarnya pada penyandang autis).

4). Kelainan Peptida Di Otak. Dalam kondisi normal, gluten (protein gandum) dan kasein kasein (protein susu) dipecah dalam usus menjadi peptida dan asam amino. Sebagian kecil peptida diserap di usus lalu beredar dalam darah, bila berlebihan akan dikeluarkan melalui urin, sebagian lagi akan disaring kembali saat melalui batang darah otak, sehingga hanya sedikit yang masuk ke dalam otak ( khususnya gliadorphin, turunan peptida gluten.Casomordophin turunan peptida casein) dan berperan meningkatkan jumlah endorfin dan enkefalin, yang diperlukan untuk mengatur aktifitas otak. Kalau kadar endorfin dan enkefalin melebihi kebutuhan  akan menyebabkan gangguan perilaku, persepsi, intelegensiaemosi, dan perasaan. Pada sebagian besar penyandang autis turunan jumlah peptida yaitu gliadorphin dan casomorphin dalam urin berlebih, menunjukkan adanya kelebihan peptida darah dan otak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun