Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Herman Willem Daendels

7 Agustus 2019   13:32 Diperbarui: 8 Agustus 2019   09:51 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Patung Dada Daendels di Monumen Bandung "0" Km. Dokumentasi Pribadi.

Herman Willem Daendels (1762-1818), dilahirkan di Hattem, menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi di Harderwijk. Kemudian menjadi advokat di tempat itu. Pada tahun 1785 diusulkan menjadi "Schepen", tetapi "Stadhouder" Willem  V tidak ingin mengangkatnya. Daendelspun bergabung dengan Partai Patriot, dia ikut bergabung dalam pemberontakan di Gerderland (1786)  dan juga menjadi pemimpin pasukan Patriot untuk membela Amsterdam  melawan Prussia (1787).

Dengan kembalinya pemerintahan "Stadhouder" Daendels terpaksa meninggalkan tanah airnya, lalu menjadi komandan batalyon " Bataafs Legioen" tentara Perancis (1792). Pada tahun 1794 dia diangkat menjadi " Brigade Generaal".

Kemudian dia meminta berhenti dari dinas tentara Perancis. Masuk dinas tentara Bataafsche Republiek" sebagai Letnan Jendral. Pada tahun 1798 dia diangkat menjadi panglima tentara "Bataafsche Republiek"  yang akan ikut menyerbu ke Ire, ekspedisi yang batal dilaksanakan.

Ketika Holland menjadi kerajaan dan Lodewijk Napoleon naik tahta sebagai raja (1806),  Daendels diangkat menjadi komandan divisi ketiga. I Januari 1807 menjadi Staatsraad in buitengewonedierst, dan pada tanggal 28 Januari  1807 menjadi Gubernur Jendral tanah jajahan dan milik Asia  ( Aziatische kolonien en bezittingen) dengan pangkat dan gelar Marsekal Holland mulai pada tanggal dia berlayar ( Maarschalk van Holland, ingaande opden dag van inccheping), tanggal 18 Februari 1807. Karena pantai-pantai di Holland dan Perancis sudah diblokir Inggris, dia terpaksa pergi ke Lisbon ( Poertugal) lewat Paris. Di sini dia memperkenalkan diri kepada Napoleon. Meskipun pantai-pantai di Portugal juga diblokir, dia sampai juga ke kepulauan Kanari dengan kapal kecil, di mana dia bisa menyewa kapal lalu betlayar ke Pulau Jawa. Berhubung dengan sulitnya perjalanan ini, dia baru dapat menjalankan pekerjaannya sebagai gubernur jendral pada tanggal 14 Januari 1808.

Daendels mulai menjadi penghasut revolusi, menjadi diktator militer tipe Napoleon. Daendels mengalami revolusi dari dekat. Dia menggunakan kata-kata yang berasal dari revolusi, tetapi inti ( (geest) dari kata-kata itu tidak meresap ke dalam jiwanya. Dalam jiwanya dia seorang "despoot", diktator.

Semua perbuatan Daendels yang pernah ditulis dalam berbagai literatur menggambarkan dia seorang yang dengan tangan besi sewenang-wenang menjalankan kekuasaan. Setelah Daendels memerintah dia merubah "Raad van Indie menjadi penasehat saja. Dalam pemerintahan sipil dan politik badan itu tidak ikut bekerja  dan tidak berperan,  segala sesuatu terletak di tangan Daendels, angkatan perang pun di bawah perintahnya.

Hal-hal militer adalah tugasnya terutama di dalam "Instructie voor den Gouverneur-General van Zijne Majesteit's Aziatische bezittingen", dan perintah Raja Lodewijk Napoleon pada tanggal 9 Februari 1807, benteng yang lama diperbaiki, benteng-benteng baru didirikan, jalan-jalan diperbaiki dan jalan baru ( misalnya jalan besar Daendels dari Anyer sampai Panarukan) dibuat, membenahi kota Batavia, segala keperluan militer mendapat perhatian sepenuhnya.

Daendels menganjurkan penyelidika kemungkinan penghapusan tanam paksa kopi dan leverasi-leverasi  yang diharuskan, perbaikan nasib dan penghidupan rakyat, dan tindakan untuk siksaan-siksaan kepada budak belian.

Semua anjuran bagus dan berbau semboyan revolusi. Semua manusia dilahirkan dalam  keadaan yang sama, mempunyai hak yang sama ( Alle menschen worden gelijk gebonen en hebben gelijke rechten). Tetapi yang dilakukan Daendels bertentangan dengan semboyan itu.

Daendels memerintahkan agar tanam paksa kopi diperluas, karena memberi banyak keuntungan untuk kas negara. Untuk menghemat pengeluaran negara dia mengubah badan-badan pemerintahan . Provinsi Java's Nood Oost- Kust misalnya,  dihapuskan karena penghasilan dari provinsi ini nihil, sedangkan gaji gubernurnya sangat tinggi. Daendels pada saat itu  penghasilannya tidak sedikit, sekitar 130.000 gulden setahun ditambah penghasilan-penghasilan lain. Untuk memperkuat kas negara dia menjual tanah-tanah gupernemen. Mungkinkah seorang yang bermentalitas seperti Daendels tidak  memperkuat keuangannya sendiri dengan menjual tanah-tanah itu.Apakah penyerbuan ke Yogyakarta tidak membuahkan penghasilan untuk Daendels?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun