Mohon tunggu...
Kiki RizkiDwitami
Kiki RizkiDwitami Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Bersekolah di SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hargailah Walaupun Kamu Tidak Menyukainya

12 November 2020   23:22 Diperbarui: 12 November 2020   23:35 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Namaku Kiki Rizki Dwitami Febian biasa dipanggil Kiki, aku lahir di Bandung pada tanggal 05 maret 2003, aku memiliki satu kakak perempuan yang bernama Rizka Putri Pratami dan satu adik laki laki yang bernama Muhammad Ridwan Putra Febian, tentu saja aku merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini aku tinggal di kota kelahiran aku sendiri yaitu di Bandung. Sebelum aku tinggal di Bandung, aku dan keluargaku sempat tinggal di Bekasi di kota adik laki laki ku lahir.  

"Gimana kalau kita pindah ke Bandung?" tanya papahku. Saat itu tentu saja tidak ada yang tahu alasan kami pindah kecuali mamahku. Setelah mendengar kabar itu aku bingung harus bereaksi seperti apa, memikirkan aku akan berpisah dengan sahabat kecilku yang bernama Desi tentu saja membuatku sedih, namun di sisi lain aku akan lebih sering bertemu dengan saudara-saudaraku yang biasanya hanya datang beberapa bulan sekali.

Ternyata sejak awal keluarga kami memang tidak terpikir untuk pindah karena tidak alasan untuk kami pindah. Tapi sebelum itu, kakak dari mamahku atau yang sering kita sebut uwa itu meninggal, dan sebelum beliau meninggal ia meninggalkan wasiat pada papaku. Isi wasiatnya yaitu menyuruh kami untuk pindah ke Bandung, yang betujuan untuk menjaga dan merawat anak dari uwa tersebut. Sebagai gantinya kami diberi tempat tinggal.

Pada saat itu kami berencana pindah ketika aku naik kelas 2 dan kakakku naik kelas 5, sedangkan adik ku waktu itu baru berusia kurang lebih 2 tahun.

Hari kelulusan punn tiba, papah dan mamah ku sudah mulai sibuk mengurus berbagai hal untuk pindahan kami ke Bandung, dimulai dari mengajukan surat pindah ke sekolah hingga menjual rumah kami yang berada di Bekasi. 

Pada hari dimana kami harus pindah ketika itu aku sempat menolak untuk ikut pindah, karena usia ku yang saat itu masih kecil akupun terus memaksa agar tidak jadi pindah. Dan akhirnya mamahku berkata "Emang teh Kiki mau liat uwa sedih diatas sana?" tentu saja aku langsung menyetujui untuk pindah karena alasan tersebut, sebab uwa telah aku anggap sebagai orang tuaku sendiri.

Saat pertama kali keluargaku pindah ke Bandung tentu saja kami merasa asing, karena ini merupakan pengalaman pertama kami untuk tinggal di Bandung namun disinilah tempat keluarga besar kami tinggal.

....

Setelah resmi pindah, aku dan kakakku masuk sekolah dasar didekat rumah ku yaitu di SDN 2 Rajamandala, tapi sebenarnya SDN 1 Rajamandala pun dekat rumahku dikarenakan ada saudaraku yang juga sekolah disana jadi kami memutuskan untuk bersekolah disana. 

Ketika aku masuk sekolah sebagai murid baru tentu saja aku merasa canggung dengan perubahan tersebut dan masalah pertama yang aku hadapi yaitu ketika orang-orang sekitar menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa sehari hari, sebelumnya aku belum pernah menggunakan dan memperlajari bahasa sunda tapi tentu saja aku sudah mengenalnya karena saat di Bekasi ada sekolah sadar yang mempelajari bahasa sunda namun berbeda dengan sekolah ku sebelumnya yang malah mempelajari bahasa arab.

Ketika pulang sekolah hari pertama pun aku langsung bercerita pada mamahku "Mah kok disini bahasa nya beda ya sama bahasa kita ketika di Bekasi? teh Kiki ga ngerti setiap mereka ngomong, jadi teh Kiki cuman senyum-senyum dan juga mengangguk-ngangguk aja." Mamah pun menjawab "Gak apa apa, setelah teh Kiki terbiasa nanti juga bakalan ngerti sendiri kok dan di sekolah juga kan diajarin bahasa sunda."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun