Tentu pernah mendengar tentang teknologi-teknologi pembaruan seperti Bio Energy yang bisa menggantikan bahan bakar minyak yang selama ini dipakai di Indonesia. Tentu juga sering mendengar gegap gempitanya menyambut ide serta karya baru teknologi tersebut ketika muncul dalam publikasi. Banyak pihak yang menganggap bahwa hal-hal baru seperti ini sangat penting untuk kemajuan, dan sangat menyayangkan ketika akhirnya tidak ada kelanjutan dari teknologi pembaruan tersebut. Manakala ini terjadi maka sorot pandangan pun tertuju pada pemerintah. Dan kita akan ramai-ramai menghujatnya. Tidak banyak yang mencoba memahami mengapa teknologi tepat guna yang banyak diciptakan oleh orang-orang kreatif tersebut tidak bisa berjalan di Negara ini. Tidak pula terlihat ada yang mencoba mengawal ide-ide baru tersebut sampai tuntas baik dari pemerintah maupun swasta. Semua yang mencoba menggawangi hal seperti ini akan hilang baik pelan-pelan maupun super cepat. Mengapa ide-ide baru seperti ini selalu kandas dan hilang ditengah jalan? Semua teknologi baru yang mengancam keberlangsungan Kapitalis penguasa Industri pasti akan hilang. Mafia Industri akan bergerak cepat dan “membunuhnya” dengan berbagai cara. Di Medio 2009, saya pernah berdiskusi dengan seorang pencipta teknologi hemat BBM. Seorang ahli kimia lulusan ITB yang sudah bertahun-tahun berkecimpung dalam dunia penelitian. Darinya saya tahu, bahwa hampir semua teknologi baru yang pada akhirnya bisa merugikan kapitalis akan hilang. Bila tidak hilang karyanya, bisa jadi hilang orangnya. Betapa mengerikannya mafia industri di dalam Negeri Indonesia ini. Di Indonesia juga dipenuhi dengan Pejabat Pengkhianat. Yang selalu memuluskan semua agenda Mafia Industri. Pejabat-pejabat inilah yang membuat aturan-aturan untuk memuluskan agenda Kapitalis Industri, sehingga karya teknologi pembaruan yang muncul tidak bisa mendapat akses perijinan dan karya-karya seperti ini pun pelan-pelan mati. Mafia-mafia ini sangat rapi dan kejam, bekerja sama dengan oknum dari mulai penyelenggara pemerintahan hingga aparat hukum dan militer. Tidak ada yang bisa mendeteksi siapa pelakunya ketika sedang beraksi meskipun bisa membaui apa yang terjadi. Begitu pula dengan studi untuk pembuatan Mobil Nasional yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan Proton. Jokowi paham betul ada banyak mafia dan pengkhianat yang selalu menjegal karya cipta anak bangsa sendiri. Maka dibutuhkan orang kuat yang susah “dibunuh” untuk menjaga proyek Mobil Nasional ini apabila nanti memang jadi dibuat, yaitu Hendropriyono. Terlepas sosok pribadi Hendropriyono yang kontroversial atau pun sebagai bagi-bagi kue, Jokowi butuh untuk bisa menjalankan dan memproduksi Mobil Nasional di masa depan. Produsen serta Importir mobil di Indonesia tentu tidak ada yang senang dengan wacana maupun rencana mobil nasional, karena pasar mobil di Indonesia adalah salah satu yang paling lezat. Dulu, pernah muncul proyek mobil nasional dengan Merk Timor pada jaman orde baru. Semua tahu bahwa proyek mobil nasional (mobnas) itu dijalankan oleh anak Presiden waktu itu yaitu Tommy Soeharto. Maka tidak ada (mafia) yang berani menghalangi proyek mobil nasional tersebut, kecuali karena Orde Baru tumbang.